Liputan6.com, Jakarta Seringkali, kita merasa lelah secara fisik dan mental tanpa tahu pasti apa penyebabnya. Kondisi ini bisa sangat membingungkan, apalagi jika istirahat yang cukup tidak mampu mengembalikan energi dan semangat.
Fenomena ini bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan bisa menjadi indikasi dari kondisi serius yang dikenal sebagai burnout. Burnout adalah sindrom kompleks yang muncul akibat stres kronis yang tidak berhasil dikelola dalam jangka panjang.
Banyak individu yang mengalami burnout tidak menyadarinya hingga kondisi mereka memburuk dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Memahami perbedaan antara kelelahan biasa dan burnout menjadi krusial untuk penanganan yang tepat.
Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu burnout, gejala-gejala yang sering terabaikan, penyebab utamanya.
Apa itu Burnout?
Burnout merupakan istilah psikologi yang menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebani tenaga dan kemampuan seseorang.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog klinis Herbert Freudenberger pada tahun 1973, yang mengamati sindrom kelelahan ekstrem pada para pekerja.
Menurut Pines, dalam Christiana (2020), burnout adalah kondisi emosional di mana seseorang merasakan kelelahan dan kejenuhan secara fisik akibat dari tuntutan tugas yang meningkat. Definisi ini menekankan aspek emosional dan fisik yang terkuras akibat beban kerja.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan burnout dalam Revisi ke-11 Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11) sebagai fenomena pekerjaan, bukan penyakit medis. WHO mendefinisikan burnout sebagai sindrom akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola.
Sindrom ini ditandai dengan tiga dimensi utama: perasaan kehabisan energi atau kelelahan, peningkatan jarak mental dari pekerjaan atau perasaan negativisme/sinisme terkait pekerjaan, serta penurunan efikasi profesional. Penting untuk diingat bahwa WHO secara spesifik mengaitkan burnout dengan konteks pekerjaan.
Membedakan Burnout dari Kelelahan Biasa
Kelelahan biasa adalah tanda bahwa "baterai" tubuh mulai habis karena aktivitas fisik berlebihan atau kurang tidur. Kondisi ini bersifat sementara dan biasanya mudah pulih hanya dengan tidur cukup, libur akhir pekan, atau cuti singkat.
Gejala khasnya meliputi lelah fisik, sulit fokus, dan penurunan motivasi yang bersifat sementara. Fatigue adalah kondisi tubuh merasa tidak punya energi, lelah, lemas, dan lesu.
Sebaliknya, burnout adalah kondisi yang lebih kompleks dan kronis, melibatkan kelelahan emosional dan mental dalam jangka panjang. Burnout bukan sekadar kelelahan fisik, tetapi juga perasaan kosong, tanpa motivasi, dan sulit menemukan makna dalam aktivitas yang biasa digemari, bahkan setelah libur panjang.
Kondisi ini diakibatkan oleh stres kronis yang tidak tertangani, terutama dalam konteks pekerjaan, dan dapat menyebabkan perubahan pada struktur serta fungsi otak.
Jika seseorang merasa pulih setelah istirahat yang cukup, kemungkinan besar itu hanya kelelahan biasa. Namun, jika kelelahan terus berlangsung, disertai hilangnya motivasi, rasa terputus dari diri sendiri, dan gangguan emosi, bisa jadi itu adalah burnout.
Kelelahan Tanpa Sebab
Salah satu ciri paling menonjol dari burnout adalah perasaan lelah yang mendalam dan berkepanjangan, seringkali tanpa penyebab fisik yang jelas. Kelelahan ini bisa dirasakan bahkan setelah seseorang mendapatkan istirahat yang cukup, seperti tidur panjang atau libur akhir pekan.
Psikolog menjelaskan bahwa emotional burnout adalah kondisi ketika fisik dan mental mengalami lelah berkepanjangan. Ia menegaskan bahwa orang dengan emotional burnout sering merasa lelah, padahal mereka memiliki istirahat yang cukup.
Kelelahan ini tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga mencakup kelelahan emosional dan mental yang parah. Akibatnya, individu yang mengalami burnout mungkin merasa kosong, tidak termotivasi, dan kehilangan arah, bahkan terhadap aktivitas yang sebelumnya sangat mereka nikmati.
Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai
Selain kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, burnout juga ditandai dengan berbagai gejala lain yang memengaruhi fisik, emosi, dan mental seseorang. Mengenali tanda-tanda ini sangat penting untuk deteksi dini.
Berikut adalah beberapa gejala lain yang sering menyertai kondisi burnout:
- Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion): Perasaan terkuras secara emosional, tidak memiliki energi untuk menghadapi tuntutan pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.
- Depersonalisasi/Sinisme (Depersonalization/Cynicism): Peningkatan jarak mental dari pekerjaan, atau perasaan negatif, sinis, dan sarkas terhadap ...