INFO NASIONAL — Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai upaya menjangkau anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, terbukti mampu berjalan berdampingan secara harmonis dengan sekolah reguler di Aceh. Di Aceh Besar, sinergi tersebut tampak jelas antara Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 dengan SMA Unggul Ali Hasjmy, yang berbagi lokasi sejak 14 Juli 2025.
Kepala SMA Unggul Ali Hasjmy Aceh Besar, Amirul Kisra, menyampaikan bahwa kehadiran dua institusi pendidikan dalam satu lingkungan bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk saling mengisi. “Lingkungan tetap kondusif. Saya dan Kepala Sekolah Rakyat sudah duduk bersama, tidak ada masalah karena tujuan kita sama: mendidik anak-anak bangsa, meski program dan cara belajarnya berbeda,” ujarnya, Ahad, 20 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Amirul, keberadaan Sekolah Rakyat justru membawa manfaat nyata. Anak-anak dari keluarga kurang mampu kini memiliki akses pendidikan yang layak, sementara bangunan sekolah juga mengalami renovasi kecil-kecilan yang menguntungkan semua pihak. “Gedung ini memang digunakan bersama, dan nantinya ketika Sekolah Rakyat punya gedung permanen, mereka akan pindah. Kami bersyukur gedung yang dipakai kini juga ikut diperbaiki,” ujar dia.
Senada dengan Amirul, Wakil Sekretaris Sekretariat Bersama Sekolah Rakyat, Herman Koeswara, menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat rintisan yang menumpang sementara di gedung sekolah reguler juga terjadi di sejumlah daerah lain seperti Cirebon dan Tebing Tinggi. Ia menekankan, sistem ini tidak untuk menggantikan sekolah yang ada, melainkan sebagai solusi sementara.
“Saran kami tidak dibuat blended, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Ini hanya pinjam pakai sementara sambil menunggu pembangunan gedung permanen,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa pinjam pakai di SMA Unggul Ali Hasjmy telah mendapat persetujuan resmi dari Pemerintah Provinsi Aceh melalui Surat Gubernur Aceh Nomor 000.2.3.2/3838 tertanggal 15 April 2025.
Herman menambahkan, keberadaan Sekolah Rakyat rintisan juga menjadi ruang penanaman nilai sosial di lingkungan sekolah. “Ini adalah laboratorium kepedulian sosial, tempat menanamkan nilai kesetiakawanan dan solidaritas antar sesama,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Muslem Yacob, menilai kehadiran Sekolah Rakyat sebagai wujud nyata hadirnya negara untuk kelompok rentan. “Biarlah anak-anak dari keluarga miskin ini benar-benar merasakan bahwa negara hadir di tengah mereka,” kata dia.
Meski saat ini Sekolah Rakyat masih menggunakan gedung pinjaman dari pemerintah daerah, pemerintah memastikan pemanfaatan aset tersebut bersifat sementara. Dalam waktu dekat, daerah-daerah yang sudah menjalankan program rintisan akan diprioritaskan untuk pembangunan gedung Sekolah Rakyat permanen di atas lahan yang telah disiapkan.(*)