INFO NASIONAL - Wali Kota Samarinda Andi Harun akhirnya memetik hasil perjuangan selama bertahun-tahun. Proyek pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis sudah dalam genggaman. Tekadnya menghadirkan pelayanan kesehatan menyeluruh untuk warga kota yang dipimpinnya mulai berwujud nyata.
Andi ingat betul, nyaris tiga tahun ia berjuang demi mewujudkan ambisi ini. Bahkan sejak masih menjabat di periode pertama (2021-2025), ia bersama jajarannya aktif membangun komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan sehingga akhirnya mendapat dukungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami bolak-balik ke Jakarta, bertemu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Kementerian Keuangan, penjamin infrastruktur, hingga market sounding di Jakarta dan Samarinda,” ujarnya pada pertengahan Mei 2025.
Kerja keras itu berbuah manis di awal kepemimpinannya untuk periode kedua, 2025-2030. Pertemuan bilateral Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Melbourne pada 15 Mei lalu, melahirkan dokumen Joint Communiqué of the 2025 Annual Leaders' Meeting.
Dalam poin ke-11 dokumen itu, disebutkan Pemerintah Australia bersedia mendorong investasi di Indonesia melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Salah satu proyek yang secara khusus disebut adalah kerja sama pembangunan RSUD Inche Abdoel Moeis di Samarinda, sebagai bagian dari kemitraan strategis di sektor kesehatan.
Konsorsium asal Australia yang terdiri dari Plenary Group dan Aspen Medical ditetapkan sebagai satu-satunya peserta prakualifikasi yang lolos dalam proses seleksi. Proyek senilai sekitar 70 juta dolar Australia atau setara Rp 1,1 triliun ini didukung langsung oleh Australia’s Deal Team di Jakarta, yang turut mengawal kelancaran investasi lintas negara.
Setelah mendapat ‘lampu hijau’ itu, Andi Harun kemudian mengundang jajaran PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (BPD Kaltimtara) yang dipimpin Direktur Kredit Siti Aisyah pada 4 Juni 2025. Pertemuan ini membahas finalisasi skema pembiayaan proyek KPBU RSUD Inche Abdoel Moeis.
Siti Aisyah menyatakan kesediaan lembaganya menjadi mitra strategis Pemkot Samarinda dalam proyek tersebut. “Kami siap terlibat dalam pembentukan konsorsium dan manajemen risiko, termasuk jaminan kelayakan, penjaminan pemerintah, kepastian regulasi, hingga struktur pembayaran yang terukur dan akuntabel,” ucapnya.
Dukungan juga datang dari internal manajemen rumah sakit. Direktur RSUD Inche Abdoel Moeis, dr. Osa Rafshodia, mengaku siap menyambut fase pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan. Menurutnya, skema KPBU merupakan solusi tepat dan berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang modern dan representatif.
Andi Harun menyambut hangat kolaborasi tersebut. “Dengan dukungan Bank Kaltimtara sebagai mitra strategis daerah, saya optimistis RSUD Inche Abdoel Moeis akan menjadi rumah sakit rujukan berstandar internasional yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat Samarinda,” katanya.
Proyek pengembangan ini mencakup peningkatan kapasitas menjadi 333 tempat tidur, penambahan layanan unggulan seperti poli jantung, rehabilitasi medik, layanan estetika, helipad, hingga apartemen tenaga medis. Gedung baru akan dibangun di belakang rumah sakit eksisting agar operasional layanan tetap berjalan selama masa konstruksi.
Dengan target penandatanganan kontrak pada Oktober 2025 dan masa pembangunan selama 18 bulan, rumah sakit dengan wajah baru diharapkan mulai beroperasi pada 2027. Tinggal menunggu waktu, masyarakat Kota Tepian akhirnya dapat merasakan pelayanan berstandar internasional hasil kerja keras Andi Harun.(*)