Rusia Blokir Roblox, Regulator Klaim Temukan Konten LGBT dan Ekstremisme

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Rusia melalui badan pengawas telekomunikasinya, Roskomnadzor, memperketat ruang digitalnya. Baru-baru ini, Negara Beruang Merah tersebut telah memblokir akses ke Roblox.

Adapun langkah pemblokiran Roblox ini karena platform game itu dinilai gagal menahan penyebaran konten dikategorikan sebagai propaganda LGBT serta materi ekstremisme dan terorisme.

Dalam pernyataan resminya, Roskomnadzor menyebut Roblox telah menjadi tempat beredarnya konten berbahaya yang lolos dari pengawasan.

"Roskomnadzor membatasi akses ke layanan internet Amerika, Roblox, karena adanya temuan terkait penyebaran massal dan berulang materi mempromosikan serta membenarkan aktivitas ekstremis dan teroris, ajakan tindakan ilegal yang bersifat kekerasan, serta propaganda topik LGBT,” kata regulator internet Rusia itu

Dilansir Bleepingcomputer, Jum’at (5/12/2025), otoritas Rusia tersebut menegaskan sebagian aktivitas berbahaya itu muncul dari ruang permainan buatan pengguna.

“Tindakan tersebut dilakukan di ruang dan platform permainan, tempat pengguna dapat menjadi pelaku aksi teror, menyerang sekolah, hingga terlibat perjudian,” lanjut pihak Roskomnadzor.

Ini bukan pertama kalinya Roblox masuk radar pemerintah Rusia. Pada November 2025, Roskomnadzor sudah memberi peringatan keras setelah tim moderasi Roblox dianggap tidak mampu menahan konten berisiko.

Roblox sendiri dikenal sebagai game lintas platform bisa dimainkan di perangkat komputer hingga ponsel. Di Google Play Store, aplikasinya untuk Android telah menembus angka unduhan lebih dari satu miliar, sementara versi iOS mendapat penilaian puluhan juta pengguna.

Rusia Beri Sinyal Pemblokiran Layanan Digital Lain

 FireAtacck

Menanggapi pemblokiran tersebut, juru bicara Roblox menyatakan komitmen mereka terhadap keamanan pengguna dan menghormati regulasi negara tempat mereka beroperasi.

“Kami selalu berupaya menghormati hukum dan peraturan lokal di seluruh wilayah tempa kami beroperasi. Roblox diciptakan sebagai ruang bagi kreativitas, pembelajaran, dan interaksi yang positif,” ujar perwakilan perusahaan itu kepada BleepingComputer.

“Kami sangat berkomitmen pada keselamatan pengguna dan memiliki serangkaian langkah proaktif untuk menangkap serta mencegah konten berbahaya di platform kami,” tambahnya.

Keputusan memblokir Roblox muncul di tengah rencana Rusia untuk membatasi lebih banyak layanan digital populer. Interfax melaporkan, Roskomnadzor tengah mempertimbangkan pelarangan WhatsApp. Sebelumnya, pemerintah sudah menutup akses ke Viber dan Signal.

Rusia Blokir Roblox setelah Temukan Konten LGBT dan Ekstremisme di Platform Game

Sejak Maret 2023, pemerintah Rusia bahkan telah melarang lembaga negara menggunakan berbagai aplikasi pesan asing, mulai dari Discord, Microsoft Teams, Telegram, Threema, Viber, WhatsApp, hingga WeChat—sebagai bagian dari kebijakan perlindungan data dan keamanan nasional.

Roblox Terapkan Verifikasi Swafoto, Pengguna Protes Risiko Privasi

Disisi lain, Roblox kembali menuai perdebatan setelah memperkenalkan kebijakan baru verifikasi usia mengandalkan swafoto dan identitas resmi. Pembaruan ini muncul ditengah tekanan dari publik dan regulato, menyoroti maraknya kasus predator anak di platform tersebut.

Saat mengumumkan kebijakan baru itu 18 November lalu, Roblox menawarkan dua metode verifikasi. Pemain bisa menjalani estimasi usia lewat pemindaian wajah atau mengunggah identitas pribadi mereka.

Perusahaan menyebutkan, proses ini bersifat sukarela. Namun, pengguna yang belum diverifikasi tidak bisa memakai fitur dasar, seperti chat atau obrolan teks. Setelah lolos verifikasi, akun akan masuk ke kelompok usia tertentu.

Mulai dari 9 tahun, 9 sampai 12 tahun, 13 sampai 15 tahun, 16 sampai 17 tahun, 18 tahun sampai 20 tahun, hingga 21 tahun ke atas. Interaksi antar kelompok juga dibatasi dan hanya bisa dilakukan lewat Trusted Connection.

Walau begitu, banyak pemain yang masih belum melihat penjelasan yang jelas soal cara kerja fitur itu. Pemindaian wajah dilakukan lewat kamera aplikasi dan diproses oleh perusahaan pihak ketiga Persona.

Di sinilah kritik dari pemain bermunculan. Mengutip The Verge, Senin (24/11/2025), beberapa pengguna mengeluhkan hasil estimasi tidak akurat. Ada pemain dewasa dinilai masih anak-anak. Sebaliknya, ada pengguna di bawah umur justru lolos sebagai orang dewasa.

Salah satu keluhan pengguna yang beredar di forum menyebut, "saya sudah 23 tahun, tapi Roblox bilang saya 13 tahun. Sistemnya bikin saya tidak bisa chat dengan teman sendiri." Pada kasus lain, seorang orangtua menulis, anaknya "tidak sengaja masuk kategori dewasa padahal baru 11 tahun."

Gelombak kritik ini membuat aturan baru Roblox dianggap menimbulkan risiko privasi. Pengguna mempertanyakan keamanan data wajah dan ID, termasuk bagaimana Persona menyimpan dan memproses informasi sensitif tersebut.

Roblox Perketat Chat Room

Sebelumnya, Roblox akan mulai menerapkan aturan baru, di mana pengguna wajib menjalani proses estimasi usia jika ingin menggunakan fitur chat di dalam game. 

Mengutip The Verge, Rabu (19/11/2025), aturan baru Roblox ini akan mulai dijalankan secara bertahap mulai Desember 2025 dan berlaku penuh pada awal Januari 2026 di seluruh negara di mana fitur chat tersedia.

Adapun alasan peraturan ketat ini muncul setelah Roblox menjadi sorotan banyak pihak, mulai dari pemerintah dan orang tua, terkait keselamatan anak atau pengguna di bawah umur bermain di platform tersebut. 

Sebelumnya, sejumlah negara bagian di Amerika Serikat sempat melayangkan gugatan ke perusahaan berbasis di San Mateo, California, AS tersebut sepanjang tahun ini.

Dalam gugatan tersebut, banyak orang tua dan masyarakat umum menilai perusahaan dinilai kurang sigap dan ketat melindungi pengguna di bawah umur.

Roblox menjelaskan, proses estimasi usia ini menjadi bagian dari upaya memperketat keamanan, terutama pada fitur chat selama ini paling sering dikritik.

Aturan baru ini akan masuk tahap awal di Desember 2025 nanti, kebijakan ini akan berlaku di Australia, Belanda, dan Selandia Baru. Setelah itu, negara-negara lain di dunia akan mulai mengadopsi aturan baru Roblox ini pada awal Januari 2026.

Setelah lolos proses estimasi, sistem akan menempatkan pengguna ke dalam enam kelompok usai. Mulai di bawah 9 tahun, 9-12 tahun, 13-15 tahun, 16-17 tahun, 18-20 tahun, hingga 21 tahun ke atas.

"Nantinya, pengguna hanya bisa chatting atau ngobrol dengan kelompok usia sama atau kelompok dianggap "serupa dan sesuai"," ujar Wakil Presiden Roblox, Rajiv Bhatia, dalam sebuah keterangannya.

Read Entire Article