Liputan6.com, Jakarta Cuaca ekstrem yang memicu banjir di Bogor, Jakarta, dan beberapa wilayah lain mendorong pemerintah melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tri Handoko Seto, menjelaskan saat ini BMKG terus berkoordinasi dengan beberapa pihak. Termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain.
Demikian pula bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca sebagai respons cuaca ekstrem yang berdampak kepada masyarakat.
"Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta dan Jawa Barat dilaksanakan mulai hari ini (7/7) dan direncanakan sampai tanggal 11. Tentu nanti kami akan lihat perkembangan cuacanya. Kami terus berkoordinasi dengan Pemda dan BNPB sebagai pihak yang menyediakan anggaran," jelas Tri dalam temu media secara daring, Senin (7/7/2025).
BMKG memperkirakan cuaca ekstrem masih berlangsung dalam sepekan ke depan terutama di Pulau Jawa dan Jabodetabek.
“Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam kesempatan yang sama.
Cuaca ekstrem sepekan ke depan juga berpotensi terjadi di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan wilayah sekitarnya, Nusa Tenggara Barat termasuk Mataram, Maluku bagian Tengah, Papua bagian tengah dan utara.
"Kemudian periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis," lanjutnya.
Banjir setinggi hingga 170 cm merendam kawasan Jati Padang, Jakarta Selatan dan Kebun Pala, Jakarta Timur sejak Senin dinihari. Petugas damkar dan polisi terus mengevakuasi warga dan berjaga di lokasi.