TEMPO.CO, Jakarta - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru-baru ini meluncurkan video musik ‘Save Our World’. SBY mengatakan lagu itu merupakan ekspresi kepeduliannya terhadap bumi yang kini menghadapi ancaman serius akibat krisis iklim.
“Saya ini benar-benar semakin peduli, semakin serius, dan ingin berbuat langkah-langkah yang nyata tentang penyelamatan bumi kita, tentang climate – environment,” kata SBY saat peluncuran di Djakarta Theatre, Thamrin, Jakarta Pusat, pada Selasa, 1 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan lagu ‘Save Our World’ adalah sebuah call to action, ajakan moral atau seruan untuk melakukan sesuatu bagi lingkungan. Putra SBY ini menyatakan, kadangkala pendekatan yang lebih populer dan humanis melalui karya, baik seni maupun budaya, bisa menembus batas-batas perbedaan.
“Kami tidak ingin membatasi diri hanya dengan narasi yang sifatnya formal dan akademis,” kata AHY melalui keterangan tertulis. Koordinator Media TYI, Herzaky Mahendra Putra, memperbolehkan Tempo mengutip rilis itu pada Kamis, 3 Juli 2025. The Yudhoyono Institute yang kini berusia 8 tahun merupakan think tank yang biasa menghadirkan diskusi intelektual di forum akademis.
Kepala Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Rere Christianto menyatakan kesadaran individu untuk melakukan aksi selamatkan lingkungan adalah elemen penting. Sebab setiap orang punya peran dalam menyelamatkan dan memulihkan lingkungan, terutama dalam menghadapi dampak krisis iklim.
Rere mengatakan karya seni populer seperti lewat lagu merupakan pendekatan yang efektif digunakan dalam membangkitkan kesadaran individu soal pentingnya upaya penyelamatan lingkungan. Tapi, Walhi mengingatkan, ketokohan SBY maupun AHY, membuat keduanya tidak bisa membicarakan krisis iklim dan lingkungan dalam konteks kesadaran individual.
“Mereka yang menjadi elite politik punya kesempatan lebih untuk melakukan perubahan sistemik lewat kebijakan untuk melakukan perlindungan dan penyelamatan lingkungan,” kata Rere ketika dihubungi oleh Tempo pada Kamis, 3 Juli 2025. SBY merupakan presiden dua periode pada 2004-2014. AHY yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, adalah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur.
Menurut Rere, skala dan kompleksitas tantangan krisis lingkungan dan iklim itu sangat besar dan membutuhkan perubahan sistem yang didorong oleh komitmen pemerintah. Selain melalui regulasi, upaya mendorong kesadaran iklim secara kolektif juga bisa memastikan akuntabilitas, tanggung jawab sektor industri, juga kolaborasi internasional. “Upaya-upaya seperti transformasi sistem energi, jaringan transportasi, dan proses industri membutuhkan intervensi struktural,” katanya.