TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Staf Kepresidenan M. Qodari menyebut sekolah rakyat sebagai program ajaib. Menurut dia, sekolah rakyat adalah bentuk nyata dari keberpihakan pemerintah terhadap rakyat, terutama dalam hal pendidikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi ini adalah program yang, izin pak saya pakai inilah ajaib ya, karena mampu mengubah masa depan anak-anak ini,” ucapnya saat menghadiri simulasi sekolah rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur, pada Rabu, 9 Juli 2025.
Qodari berharap program ini menjadi jalan bagi peserta didik dalam mencapai cita-citanya dan mendapatkan akses yang setara dengan peserta didik yang lain. “Cita-cita mereka itu tidak berbeda dengan anak-anak yang lain yang mampu, ada yang mau jadi polwan, ada yang mau jadi guru, ada yang mau jadi dokter, semua cita-cita yang mulia yang dengan program ini Inshaallah akan bisa dilaksanakan,” ujar Qodari.
Qodari menilai sekolah rakyat merupakan program yang masif. Ia menambahkan, program ini juga melibatkan banyak kementerian dan lembaga termasuk pemerintah daerah. “Ini pekerjaan yang sangat-sangat masif ya, disiapkan 100 sekolah, lalu kemudian 100 lagi, mudah-mudahan tahun depan 100-300,” kata dia.
Adapun dalam keterangan terpisah, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan bersikap terbuka menerima masukan dan kritikan mengenai sekolah rakyat. “Jika nanti lihat kekurangan, lihat hal-hal yang mungkin belum sesuai harapan, kami mohon itu disampaikan agar ini menjadi bagian dari masukan kepada kami,” ujar Gus Ipul saat menghadiri simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani Jakarta.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdatul Ulama ini menjelaskan, program Sekolah Rakyat ini akan dilaksanakan pada 14 Juli 2025. “Kami mulai di 63 titik lokasi, di mana semua sarana dan prasarananya sudah siap. Sementara 37 titik lagi masih menunggu sarana dan prasarananya selesai sekitar 25 atau 26 Juli. Setelah itu mungkin pada akhir Juli akan mulai beroperasi,” ujarnya.