TEMPO.CO, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) bersama tim gabungan kembali melanjutkan operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Jumat ini. Di hari kedua operasi pencarian, tim Basarnas masih fokus untuk menemukan korban yang dinyatakan hilang hingga kini. Basarnas juga belum menemukan bangkai kapal.
“Kegiatan pencarian hari ini sudah berjalan sejak pukul 08.00 dan akan kami maksimalkan sampai matahari terbenam. Khusus untuk alutsista Basarnas, akan terus bergerak hingga pukul 22.00,” kata Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Eko Suyatno, saat dihubungi pada Jumat siang, 4 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eko mengatakan berdasarkan data terakhir hingga saat ini, tim SAR sudah menemukan enam korban. Mereka sudah meninggal. Tim SAR masih masih mencari sekitar 30 orang korban yang masih dinyatakan hilang. “Kami masih melakukan rekonfirmasi terhadap data karena semuanya harus dipastikan valid. Tidak bisa asal mencocokkan nama,” kata dia.
Kapal Motor Penumpang Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025. Saat itu kapal dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. Sesuai dengan data manifes kapal, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 53 orang penumpang dan 12 orang kru. Kapal juga membawa 22 unit kendaraan.
Setelah kapal dilaporkan tenggelam, tim Basarnas bergegas mencari korban. Saat ini, Basarnas membagi dua sektor area pencarian, yakni wilayah Ketapang dan wilayah Gilimanuk. Tim pencarian di masing-masing sektor terdiri atas sejumlah kapal berukuran besar. Misalnya, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Tongkol milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dan Kapal Nasional SAR Permadi milik Basarnas yang dikerahkan di wilayah selatan Selat Bali karena berombak tinggi.
“Arus dari utara ke selatan cukup kencang, angin juga di atas 10–15 knot. Karena itu, kapal-kapal besar kami tempatkan di selatan untuk mengantisipasi manuver dan perlindungan kapal kecil,” kata Eko.
Ia mengatakan dirinya yang mengkoordinasi langsung pencarian korban dengan melibatkan berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan hingga masyarakat pesisir.
Eko belum dapat memastikan posisi kapal saat tenggelam. Saat ini tim hanya masih mengandalkan posisi terakhir dari kapal atau last known position (LKP). “Fokus utama kami sekarang adalah menolong orang yang masih mungkin berada di permukaan laut. Posisi tenggelam kapal sedang kami tandai,” ujarnya.
Ia mengatakan tim Basarnas akan terus mencari korban hingga hari ketujuh setelah kejadian. Setelah itu, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan operasi akan dibahas bersama kementerian dan keluarga korban. “Jika kementerian terkait meminta operasi dilanjutkan, maka kami siap meneruskan,” kata Eko.