TEMPO.CO, Jakarta -- Gubernur Jakarta Pramono Anung menyebut terdapat tiga permasalahan klasik di Jakarta. “Persoalan klasik di Jakarta itu ada macet, sampah, banjir,” ujar Pramono saat acara pelantikan Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL-Lemhannas) DPD Jakarta di Balai Kota Jakarta, Rabu 9 Juli 2025.
Dia kemudian menceritakan pengalaman dirinya menangani banjir. Dia menyebut hujan dan banjir yang terjadi beberapa hari ini belum pernah terjadi dalam waktu yang lama. Gubernur Pramono menuturkan, ketika di hulu di puncak terjadi hujan lebat dan juga banjir, airnya dikirim ke Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada saat yang bersamaan, kata dia, di Jakarta juga diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hingga mengakibatkan banjir. "Tapi, yang paling membuat parah itu adalah air permukaan laut di perairan Jakarta juga tinggi. Dan selama satu hari itu baru jam setengah sebelas malam airnya bisa dialirkan ke laut,” ujar Pramono. Terlepas dari adanya beberapa tempat yang masih terdapat genangan, Pramono mengklaim banjir Jakarta bisa tertangani lebih baik dari daerah lain.
Untuk urusan kemacetan, Pramono juga menceritakan cara dia menangani kemacetan Jakarta. “Saya mengembangkan apa yang disebut Transjabodetabek, memudahkan orang untuk pergi ke mana saja,” kata dia.
Pramono kemudian kembali memaparkan hasil survei Tomtom Traffic Index, yang menempatkan Jakarta di kota termacet kelima di Indonesia setelah Bandung, Medan, Palembang, dan Surabaya. “Jakarta biasanya masuk 10 besar dunia sebagai (kota) termacet. Tapi sekarang keluar jauh ada di ranking 90,” ujar dia.