TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan penanganan isu disabilitas di Jakarta menjadi perhatian dalam forum internasional yang dia hadiri baru-baru ini. Pramowo menyebut Jakarta diundang bukan karena prestasi pribadinya, melainkan Jakarta dianggap sebagai kota yang memberikan ruang yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
“Sebenarnya Jakarta ini diundang bukan karena jagonya Pramono Anung, tetapi karena kita dianggap sebagai negara yang memberikan ruang yang cukup baik bagi disabilitas,” kata Pramono dalam acara Peta Strategis Lima Abad Jakarta Menuju Top 50 Kota Global Dunia di Balai Kota Jakarta, pada Selasa, 22 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Pramono, perhatian dunia terhadap upaya Jakarta menghadirkan kota yang ramah disabilitas terlihat dari sejumlah pertanyaan kepadanya saat menghadiri forum internasional, di antaranya pembukaan High Level Political Forum on Sustainab Development (HLPF) di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, pada Senin, 14 Juli 2025. Pertanyaan serupa juga disampaikan ke Pramono saat ia mengikuti pertemuan bilateral dengan para wali kota dari berbagai kota besar, seperti Heidelberg, New York, dan Buenos Aires.
“Pertanyaannya adalah bagaimana dengan transportasinya, penanganan disabilitasnya, hak-hak perempuan pada saat malam hari menggunakan fasilitas publik, daycare, dan sebagainya,” ujar Pramono.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengaku pengalaman pribadinya turut memperkuat perhatian terhadap isu disabilitas. Ia sempat mendampingi warga tunanetra saat menyeberang jembatan penyeberangan. Ia mengunggah momen itu di media sosial.
“Karena anak ini menimbulkan optimisme kepada publik bahwa di Jakarta sekarang ini, walaupun belum semuanya, kalau mau, bagi tunanetra juga bisa pergi ke mana saja,” kata dia.
Pramono juga menceritakan pengalamannya menggunakan kursi roda saat mendampingi ibunya yang mengalami kesulitan berjalan. “Itulah yang membuka mata, telinga, hati, dan pengetahuan saya tentang bagaimana sebuah kota bisa memberikan kontribusi bagi masyarakatnya,” katanya.
Menurut Pramono, Jakarta menjadi salah satu provinsi yang memiliki program dan fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas, termasuk Kartu Disabilitas Jakarta, beasiswa Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
“Kami telah membagi KJP kepada kurang lebih 707 ribu penerima dengan anggaran Rp 1,3 triliun lebih. Ini adalah satu-satunya di dunia yang memberikan beasiswa Rp300.000 hingga Rp400.000 setiap bulan,” kata dia.