TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo mengklaim fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan akan berkontribusi besar mengatasi masalah sampah di ibu kota. Pramono menargetkan fasilitas yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara itu bisa mulai beroperasi dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramono menyebut RDF Rorotan bisa mengolah sampah hingga 2.500 ton per hari. "Apakah kemudian ini akan bisa mengatasi persoalan sampah Jakarta? Tentunya kontribusinya besar sekali," kata Pramono di Balai Kota Jakarta pada Kamis, 10 Juli 2025.
Menurut dia, RDF Rorotan akan mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif. Nantinya, kata Pramono, bahan bakar dari sampah itu bisa digunakan untuk pabrik semen hingga insinerator.
Pramono berujar Pemerintah Provinsi Jakarta berencana melakukan comissioning test di RDF Rorotan dalam waktu dekat. Comissioning test adalah proses untuk memastikan fasilitas, sistem, dan komponen baru yang telah dipasang berfungsi sesuai standar yang berlaku.
Uji fasilitas baru tersebut akan berlangsung selama sekitar satu bulan. Menurut Pramono, uji coba RDF Rorotan akan dimulai dengan kapasitas 50 ton sampah per hari dan terus meningkat dari waktu ke waktu hingga akhirnya mencapai 2.500 ton per hari.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sebelumnya menagih pengoperasian fasilitas RDF Rorotan yang masih ditutup karena masalah bau sampah. Fasilitas itu sempat tutup pada masa uji coba awal tahun ini karena diprotes warga akibat bau tidak sedap. Hanif mendesak fasilitas pengolahan sampah itu dibuka pada Juli ini.
“RDF Rorotan selesai pada Juli, apapun caranya. Wali kota, camat, lurah, harus kerja keras semuanya untuk menyelesaikan,” katanya saat berkunjung ke wilayah Cempaka Putih, Jakarta pada Selasa, 1 Juli 2025.
Menurut Hanif, teknologi pengolahan sampah RDF Rorotan sudah mumpuni. Manajemen dianggap hanya perlu menentukan teknologi terbaik untuk mengatasi bau limbah. Dia menyarankan pemilahan sampah yang masuk ke RDF dipilah menjadi yang anorganik dan organik, agar baunya berkurang ketika ditumpuk di bunker.
Dalam sehari, RDF Rorotan diketahui mampu mengolah sampah sebanyak 2.500 ton. Sampah yang diprioritaskan ke sana disuplai dari Jakarta Utara. Pemakaian RDF ditargetkan bisa mengikis volume timbulan sampah yang bertumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Agung Pujo Winarko, mengatakan RDF Rorotan bisa menghasilkan 875 ton produk olahan sehari. Olahan RDF bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk boiler industri yang pada akhirnya untuk menyuplai tenaga listrik.
“Penjualan RDF sebanyak 875 ton per hari dengan range harganya antara US$ 24-44 per ton,” ujarnya saat ditemui di RDF Rorotan pada Mei 2025.
M Faiz Zaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Menteri Agama Bentuk Tim Khusus Cegah Kekerasan Seksual di Pesantren