TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa kondisi lalu lintas di Ibu Kota mengalami perbaikan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Ia mengungkapkan bahwa indeks kemacetan Jakarta menunjukkan tren penurunan, yang tercermin dari hasil survei yang dilakukan oleh TomTom, perusahaan pemetaan digital dan analisis lalu lintas global.
Berdasarkan data terbaru TomTom, Jakarta yang pada 2023 masih menduduki posisi pertama sebagai kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia, kini turun ke peringkat kelima. Sementara itu, posisi kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia saat ini dipegang Kota Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota-kota lain yang menempati peringkat atas kemacetan adalah Medan di peringkat kedua, Palembang di peringkat ketiga, dan Surabaya di peringkat keempat.
“Sekarang nomor 1 Bandung, nomor 2 Medan, nomor 3 Palembang, nomor 4 Surabaya, 5 Jakarta,” ujar Pramono Anung saat memberikan keterangan dalam acara peresmian rute Transjabodetabek B25 Bekasi-Dukuh Atas yang berlangsung pada Kamis, 3 Juli 2025.
Menurut Pramono, salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemacetan Jakarta adalah adanya peningkatan layanan transportasi publik yang semakin terintegrasi dan dapat diakses oleh masyarakat secara lebih luas. Ia menegaskan komitmennya untuk terus mengoptimalkan upaya pengurangan kemacetan dengan langkah-langkah yang lebih terencana dan terukur. “Perencanaan ke depan untuk mengatasi kemacetan akan kami lakukan lebih detail lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pramono memaparkan bahwa saat ini konektivitas transportasi publik di Jakarta telah mencapai angka 91 persen. Meski demikian, ia mengakui bahwa tingkat penggunaan transportasi umum oleh masyarakat masih belum sesuai harapan, sehingga dibutuhkan upaya tambahan untuk meningkatkan minat warga dalam memanfaatkan layanan transportasi publik.
“Saya menargetkan dengan Bapak Dirut Transjakarta mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa di atas 31 persen,” kata Pramono.
Dalam kesempatan yang sama, Pramono meresmikan secara langsung rute baru Transjabodetabek B25 Bekasi-Dukuh Atas. Rute ini akan melayani penumpang dengan melewati 29 titik halte yang terbentang dari Bekasi hingga ke kawasan Dukuh Atas, Jakarta, melalui ruas jalan tol Becakayu. Jalur yang membentang sepanjang 53 kilometer ini diharapkan dapat menarik minat lebih banyak warga Bekasi dan Jakarta Timur untuk menggunakan angkutan umum, sehingga turut mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur-jalur utama.
Adapun jam operasional layanan Transjabodetabek B25 ditetapkan mulai pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB setiap harinya. Tarif yang dikenakan untuk perjalanan pada pukul 05.00 hingga 07.00 WIB adalah sebesar Rp2.000, sedangkan untuk perjalanan pada pukul 07.00 hingga 22.00 WIB dikenakan tarif Rp 3.500. Pramono optimistis layanan baru ini akan menjadi salah satu solusi alternatif transportasi bagi masyarakat yang sehari-hari beraktivitas antara Bekasi dan Jakarta.
Apa Itu Indeks Kemacetan?
Indeks kemacetan yang dijadikan acuan oleh TomTom dalam menentukan tingkat kemacetan suatu kota dihitung menggunakan sejumlah indikator yang bersifat kuantitatif dan konsisten di berbagai kota di dunia. Total terdapat 14 indikator yang digunakan untuk menilai dan membandingkan tingkat kemacetan secara objektif. Berikut adalah indikator yang dimaksud:
1. Arus tanpa kemacetan
Menunjukkan situasi lalu lintas ketika waktu tempuh tidak dipengaruhi kepadatan, umumnya terjadi pada malam hari, tetapi juga bisa terjadi di luar jam sibuk.
2. Waktu hilang per hari
Waktu tambahan yang dihabiskan pengemudi pada perjalanan di kondisi macet dibandingkan kondisi arus bebas selama satu jam.
3. Waktu hilang per tahun
Waktu hilang per hari yang dikalikan dengan rata-rata 230 hari kerja per tahun.
4. Waktu hilang dalam jam terbuka per perjalanan
Waktu perjalanan ekstra yang dialami selama jam sibuk dibandingkan dengan periode 30 menit pada kondisi arus bebas.
5. Waktu hilang dalam jam terbuka per tahun
Total waktu hilang selama jam sibuk dalam satu tahun kerja.
6. Jam sibuk di pagi atau sore hari
Periode satu jam paling padat yang diukur secara spesifik di tiap kota.
7. Kesembuhan lalu lintas mingguan
Tingkat kemacetan rata-rata tiap jam setiap hari dalam seminggu, diukur sepanjang tahun.
8. Hari rendah kemacetan
Hari dengan kemacetan setidaknya dua kali lebih rendah dibandingkan hari yang sama pada tahun sebelumnya.
9. Hari tinggi kemacetan
Hari dengan kemacetan setidaknya dua kali lebih tinggi dibandingkan hari yang sama pada tahun sebelumnya.
10. Batas wilayah perkotaan
Definisi area perkotaan yang digunakan secara seragam di semua kota yang disurvei untuk memastikan akurasi perbandingan.
11. Tingkat kesembuhan lalu lintas
Rata-rata waktu tempuh ekstra yang dialami pengemudi, dihitung dari informasi lalu lintas aktual.
12. Tingkat kemacetan saat ini
Jumlah kemacetan yang terjadi pada waktu nyata dan panjang total kemacetan yang terdeteksi.
13. Komposisi armada
Estimasi kilometer yang ditempuh berbagai jenis kendaraan seperti sepeda motor, mobil, van, bus, truk, dan lori, berdasarkan jenis mesin dan kelas emisi.
14. Biaya kemampuan
Selisih emisi gas buang antara kondisi lalu lintas optimal dan kondisi macet, yang menggambarkan besarnya biaya lingkungan akibat kemacetan.