Praktisi Hukum Kritik Putusan MK soal Pemisahan Jadwal Pemilu dalam Rapat dengan DPR

1 month ago 24
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah praktisi dan ahli hukum untuk membahas perihal pemisahan jadwal pemilu. Dalam putusan MK Nomor 135/PUU-XII/2024, Mahkamah memisahkan jadwal pemilu nasional dan lokal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rapat berlangsung untuk mendengarkan pandangan ahli mengenai putusan MK itu. Komisi III mengundang tiga pakar hukum, yaitu Patrialis Akbar, Taufik Basari, dan Valina Singka Subekti. Taufik adalah mantan anggota DPR periode 2019-2024 sementara Valina merupakan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1999-2004. Adapun Patrialis merupakan mantan hakim MK periode 2013-2017.

Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi III DPR Habiburokhman. "Dalam kesempatan ini Komisi III DPR RI ingin mendengarkan pandangan dan masukan dari para ahli, akademisi, dan praktisi hukum," kata Habiburokhman di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat, 4 Juli 2025.

Menurut Habiburokhman, putusan pemisahan Pemilu dari MK telah menimbulkan polemik. Politikus Partai Gerindra itu menilai MK disinyalir telah melampaui kewenangannya dengan mengeluarkan norma baru aturan Pemilu.

Padahal, kata Habiburokhman, perumusan peraturan adalah kewenangan pembentuk undang-undang dalam kebijakan hukum terbuka atau open legal policy. Dalam rapat, Patrialis menyebut penentuan aturan penyelenggaraan Pemilu merupakan ranah eksekutif dan legislatif. "Ini bukan ranah dari MK untuk menentukan itu," ucap Patrialis.

Menurut dia, putusan MK juga menyalahi aturan karena memisahkan pemilihan anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Patrialis berujar dalam rezim pemilu di Indonesia, seharusnya pemilihan-pemilihan tersebut merupakan satu kesatuan. Ketentuan mengenai Pemilu tersebut termaktub dalam Pasal 22E Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Dalam putusan MK, pemilu nasional dan lokal dinyatakan harus berlangsung secara terpisah dengan jenjang waktu minimal 2 tahun dan maksimal 2,5 tahun. Dengan begitu, pemilihan anggota DPRD provinsi serta kabupaten/kota yang sebelumnya bersamaan dengan Pemilu presiden, wakil presiden, DPR, dan DPD harus dilaksanakan terpisah.

Seperti Patrialis, Valina juga menilai putusan MK berpotensi tidak sesuai dengan konstitusi. Sebab, UUD 1945 menentukan bahwa Pemilu di Indonesia harus dilaksanakan lima tahun sekali. Dengan putusan tersebut, pemilihan DPRD, yang termasuk rezim Pemilu di UUD 1945, berpotensi mundur sehingga tidak memenuhi ketentuan lima tahun sekali.

Meski begitu, Valina menyebut putusan MK kali ini tetap memiliki kekuatan hukum karena telah diputus. Maka dari itu, dia meminta DPR untuk cermat dalam menyikapinya agar Pemilu di Indonesia memiliki dasar konstitusional yang kuat.

"Saya berharap tentu ini kepada pembentuk undang-undang, dalam hal ini DPR dan pemerintah, untuk mencarikan solusi yang terbaik dan bijak," ucap guru besar ilmu politik Universitas Indonesia itu.

Read Entire Article