TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Presiden Prabowo Subianto melanjutkan kunjungan kenegaraan ke Brasilia, ibu kota Brasil, pada Senin, 7 Juli 2025.
Lawatan resmi ini untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Kepresidenan, Brasil. Agenda pertemuan fokus pada penguatan kemitraan strategis serta eksplorasi potensi kerja sama baru di berbagai bidang antara Indonesia dan Brasil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Indonesia dan Brasil menyepakati sejumlah langkah strategis untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang mulai dari perdagangan multilateral, transisi energi, hingga program ketahanan pangan. Berikut kesepakatan antara kedua negara seperti dikutip dari Antara, 10 Juli 2025:
1. Perdagangan dan Investasi
Indonesia mendorong kepemimpinan Brasil untuk mempercepat penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-MERCOSUR (IM-CEPA). Perjanjian dengan blok dagang Amerika Selatan ini dinilai krusial untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi. Sebagai tindak lanjut, Presiden Prabowo menyambut baik rencana kunjungan 700 pengusaha Brasil ke Indonesia untuk merealisasikan kerja sama konkret. Selain itu, kerja sama investasi juga akan didorong melalui peran aktif dana kekayaan negara (SWF) Indonesia, yakni BPI Danantara.
2. Transisi Energi dan Pertanian
Brasil menyambut baik rencana Indonesia untuk mengirimkan tim teknis guna mempelajari dua sektor keunggulan Brasil yaitu modernisasi teknologi di sektor pertanian dan pengembangan energi terbarukan, khususnya biofuel. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia mencapai 100% energi terbarukan, dengan mencontoh kemajuan yang telah dicapai Brasil.
3. Ketahanan Pangan dan Program Sosial
Kedua negara berbagi visi yang sama mengenai pentingnya ketahanan pangan. Presiden Prabowo memuji program makan siang gratis Brasil Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) sebagai panutan bagi program makan bergizi gratis (MBG) di Indonesia. Program MBG ditargetkan dapat menjangkau 82,9 juta anak-anak dan ibu hamil setiap harinya pada Desember 2025. Kunjungan kenegaraan ini menjadi momentum penting untuk memperdalam kemitraan tersebut, terutama dengan menjajaki potensi peningkatan volume perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Kerja Sosial Hukuman Pidana Ringan dalam KUHP. Efektifkah?