Pimpinan Golkar: Putusan MK Menambah Kompleksitas Pemilu

2 weeks ago 18
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Adies Kadir menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) telah membuat sistem pemilihan umum atau pemilu di Indonesia semakin kompleks. Pandangan itu dia sampaikan setelah MK menyatakan pemilu nasional dan daerah harus diselenggarakan secara terpisah melalui Putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Adies, putusan tersebut telah mengguncang dunia hukum dan politik di Tanah Air. "Dampaknya luar biasa putusan ini," kata Adies dalam kegiatan diskusi di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Slipi, Jakarta, pada Kamis, 24 Juli 2025.

Mahkamah Konstitusi sebelumnya mengetuk putusan yang memisahkan pemilu tingkat nasional dan lokal. Maka dari itu, pemilu dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) tidak bisa bersamaan dengan pemilihan presiden, wakil presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) seperti pada 2024. 

Selain itu, MK juga menyatakan pemilu nasional dan daerah harus dilaksanakan dengan jarak waktu setidaknya dua hingga dua setengah tahun. Dengan begitu, masa jabatan anggota DPRD berpotensi bertambah menjadi tujuh tahun.

Ketentuan itu Adies nilai menimbulkan kontroversi. "Sekilas ini nampak merupakan solusi yang sistemik, tapi mari kita cermati putusan ini secara kritis," tutur Wakil Ketua DPR itu.

Menurut Adies, pemilihan anggota DPRD seharusnya masuk dalam rezim pemilu yang sama dengan pemilihan presiden, wakil presiden, DPR, dan DPD jika merujuk kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sementara itu, pemilihan kepala daerah diatur dalam pasal yang berbeda dalam konstitusi sehingga tidak dianggap bagian dari rezim Pemilu.

Putusan MK, kata Adies, menyiratkan Pemilu DPRD tidak masuk dalam rezim Pemilu. Padahal, UUD 1945 telah menentukan Pemilu harus digelar dalam lima tahun sekali. Putusan MK berimplikasi terhadap berubahnya ketentuan waktu lima tahun sekali itu untuk Pemilu DPRD.

Adies menilai MK terkesan memaksa pembentuk undang-undang untuk melakukan rekayasa konstitusional demi mewujudkan pemisahan Pemilu. "Alih-alih memberi arah dengan penyederhanaan Pemilu, Mahkamah justru menambah kompleksitas. Yang kita hadapi sekarang adalah rekonstruksi total kepemiluan kita,” kata dia.

Adies berujar partainya akan tetap menghormati putusan MK. "Tapi bukan berarti tak boleh diuji dengan akal sehat. Demokrasi butuh desain, bukan eksperimen,” tuturnya.

Putusan MK mengubah Pemilu serentak yang selama ini dikenal sebagai “Pemilu 5 kotak” tidak lagi berlaku untuk Pemilu 2029 mendatang. Pemilu lima kotak merujuk kepada gelaran Pemilu dengan lima kotak suara secara bersamaan. Kelimanya adalah kotak suara presiden dan wakil presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota.

MK memutus ketentuan pemisahan Pemilu pada Kamis, 26 Juni 2025. "Penentuan keserentakan tersebut untuk mewujudkan pemilihan umum yang berkualitas serta memperhitungkan kemudahan dan kesederhanaan bagi pemilih dalam melaksanakan hak memilih sebagai wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat," ujar Ketua MK Suhartoyo saat membacakan putusan.

Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan editor: PDIP Berharap Putusan untuk Hasto Tidak Bernasib seperti Tom Lembong

Read Entire Article