Pengamat Sebut Normalisasi Kali Angke Harus Terpadu dari Hulu ke Hilir

1 month ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

INFO NASIONAL - Wacana normalisasi Kali Angke yang kembali mencuat usai kunjungan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming ke lokasi banjir di Ciledug Indah 1, Kota Tangerang, pada Jumat, 11 Juli 2025, menuai sorotan. Pasalnya, upaya itu dinilai tak akan berhasil bila hanya dilakukan di satu wilayah saja tanpa pendekatan menyeluruh yang melibatkan lintas kota hingga ke hulu sungai.

Hal tersebut disampaikan oleh Rino Wicaksono, pengamat tata kelola sekaligus Dosen Arsitektur di Institut Teknologi Indonesia (ITI) yang fokus pada bidang Perancangan Arsitektur, Permukiman, dan Perkotaan. Menurutnya, banjir tahunan di Ciledug bukan sekadar akibat hujan lokal, melainkan juga limpasan air dari wilayah hulu yang tidak tertangani secara terintegrasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau normalisasi Kali Angke hanya dilakukan di Kota Tangerang, tidak akan berhasil. Solusi yang benar adalah mengelola dari hulu hingga ke hilir, mulai dari sumber mata air, menata kawasan bantaran, sampai ke sistem drainase dan pintu air di sepanjang jalur sungai,” tegas Rino, saat dihubungi, pada Senin, 14 Juli 2025.

Menurut Rino, sistem pengelolaan banjir saat ini masih belum terkoordinasi dengan baik antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota/kabupaten. Padahal, banjir tidak mengenal batas administratif. “Penanganan banjir harus lintas wilayah. Kota Tangerang harus bekerja sama dengan Jakarta, Depok, Bogor, bahkan hingga ke kawasan hulu di Jawa Barat. Air itu mengalir, bukan administratif. Jangan sampai yang kebanjiran Tangerang, tapi yang harus membenahi hanya Tangerang,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) di bawah Kementerian PUPR memiliki kewenangan atas sungai dan bantarannya, sementara pemerintah kota menangani wilayah permukiman dan drainase lokal. Namun tanpa sinergi antar pihak, upaya penanganan hanya akan menjadi tambal sulam.

Rino menekankan pentingnya melakukan pemetaan topografi, kontur, dan kondisi tanah di wilayah terdampak. Ia menyebut, banyak wilayah di Tangerang mengalami penurunan kemampuan resapan tanah akibat pembangunan masif tanpa mempertimbangkan kapasitas lingkungan.

“Kita perlu tahu di mana titik terendah, bagaimana jalur aliran air, tanah mana yang jenuh, mana yang masih bisa menyerap. Tanpa itu, solusi kita bisa salah sasaran. Data hidrologi dan hidrogeologi harus jadi dasar perencanaan,” jelasnya.

Rino juga mengusulkan agar kanal yang dinormalisasi difungsikan ganda sebagai long storage yakni kanal dalam yang mampu menampung air hujan dalam jumlah besar dengan sistem pintu air yang dikendalikan secara strategis. Ia mencontohkan praktik ini telah sukses dilakukan di negara-negara seperti Belanda, Jepang, hingga kota-kota di Amerika Serikat.

“Kanal jangan cuma dalam dan lebar, tapi harus bisa dikontrol. Bisa dibuka-tutup saat musim hujan dan kering. Bahkan bisa jadi transportasi, budidaya ikan, atau tempat wisata. Ini bisa menjadi aset kota, bukan sekadar saluran air,” ujarnya.

Pendekatan sosial dan partisipatif juga diperlukan, lebih dari sekadar proyek fisik. Oleh karena itu, Rino menekankan bahwa penanganan banjir harus melibatkan masyarakat sebagai bagian dari solusi, bukan objek semata.

“Harus ada dialog. Jangan hanya data dan pendataan. Harus ada rembuk warga, participatory planning. Seperti program 3M di Jogja: Mundur, Munggah, Madep Kali. Warga diajak untuk menata ulang permukiman di bantaran sungai,” jelasnya.

Investasi Swasta Bisa Jadi Alternatif Solusi

Dengan keterbatasan anggaran pemerintah, Rino menyarankan agar penanganan banjir dibuka untuk investasi publik-swasta dalam Public Private Partnership (PPP). Infrastruktur seperti kanal dan sistem drainase bisa menjadi bagian dari kerja sama yang juga memberi manfaat ekonomi bagi investor maupun UMKM lokal.

“Kalau kita hanya berharap dari APBN dan APBD, tidak akan cukup. Tapi kalau kita tawarkan kanal sebagai peluang bisnis dan pariwisata, investor akan tertarik. Yang penting sistemnya transparan dan kolaboratif,” tambahnya.

Rino pun mengapresiasi niat baik Wapres Gibran yang berjanji akan menginventarisasi dan melakukan normalisasi Kali Angke. Namun, pendekatannya harus komprehensif dan strategis, bukan hanya responsif dan lokal.

“Jangan berhenti di inventarisasi dan wacana. Harus konkret, Jangan wacana ya, kita sudah keseringan dengar wacana di negara ini. Jadi yang konkret-konkret aja gitu, dengan melibatkan ahlinya yaitu libatkan ahli perencanaan kota, hidrologi, dan teknik sipil. Bentuk tim khusus lintas kementerian dan daerah. Jangan biarkan ini jadi rutinitas tahunan yang terus-menerus merugikan warga.” (*)

Read Entire Article