Pemerintah akan Transfer Data Pribadi ke AS, Apa Dampaknya pada Ekonomi dan Warga RI?

2 weeks ago 19
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, pemerintah berencana untuk menyepakati perjanjian transfer data pribadi ke AS (data exchange) sebagai bagian dari kerangka kerja sama ekonomi.

Pengambilan keputusan ini menimbulkan kekhawatiran serius dari kalangan pelaku industri pusat data dalam negeri.

Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (Indonesia Data Center Provider Organization/IDPRO) memperingatkan bahwa kesepakatan ini tidak hanya mengancam bisnis penyedia layanan lokal, tetapi juga berpotensi merugikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kerugian ini tidak hanya akan berdampak pada sektor perekonomian BUMN, ada potensi merambat ke instansi penyokong Danantara, serta mengikis kedaulatan digital Indonesia.

Menurut Ketua Umum IDPRO, Hendra Suryakusuma, meski perjanjian tersebut menjanjikan kemudahan akses pasar dan transaksi data lintas batas (cross-border data transaction), dampak negatifnya terhadap kemandirian bangsa akan kedaulatan digital jauh lebih krusial untuk diperhitungkan.

“Di IDPRO, kami berfokus dalam kedaulatan digital dan sustainability. Menurut kami, dengan adanya perjanjian transfer data pribadi ke AS, Indonesia dapat mengalami ketergantungan pada pasar asing,” ujar Hendra kepada Tekno Liputan6.com, Kamis (24/7/2025).

Ia menegaskan perjanjian ini juga secara langsung dapat menggerus pangsa pasar para pemain domestik.

Ancaman bagi Pemain Lokal dan UU PDP

Penyedia layanan pusat data yang selama ini telah berinvestasi besar dalam mengembangkan infrastruktur digital di Tanah Air seperti Biznet, Telkom, dan lainnya akan mengalami penurunan pendapatan.

Penurunan pendapatan yang terjadi secara beruntun akan berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia, karena beberapa perusahaan lokal yang terdampak memiliki peran besar dalam Danantara.

Hendra khawatir kesepakatan ini akan melanggar amanat Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), yang selama ini mewajibkan sektor krusial seperti perbankan untuk menempatkan dan mengolah datanya di dalam negeri.

“Sebelumnya pemerintah telah merumuskan UU PDP yang mewajibkan industri perbankan untuk menggunakan penyedia layanan asli dalam negeri. Namun, terjadinya perjanjian Indonesia dengan AS dapat menghapus esensi dari UU tersebut,” imbuhnya.

Kerugian Merembet hingga ke Sektor Listrik

Di sisi lain, dampak negatif dari perjanjian ini diprediksi akan merembet lebih dari sekadar investasi infrastruktur data.

Pasokan dan pendapatan listrik nasional pun bisa terkena imbas signifikan jika pusat data dalam negeri ditinggalkan.

“Risikonya tidak hanya pada investment data structure, tapi juga dapat mengalami kerugian pendapatan PLN atas berkurangnya penggunaan listrik setidaknya Rp 1,7 triliun per bulan,” Hendra memaparkan.

Penurunan drastis ini, menurutnya, akan terjadi pada sektor penyedia Internet Service Provider (ISP), pusat data, dan infrastruktur internet lainnya yang berpotensi mengurangi skala operasional jika data dialihkan ke luar negeri.

Hingga saat ini, pihak industri masih menantikan sikap dan penjelasan resmi dari pemerintah terkait arah kebijakan strategis ini.

“Terus terang, kami masih menunggu pernyataan pemerintah. Harusnya dari Menko Perekonomian dan Menko Polhukam membicarakan hal ini,” ucap Hendra.

Apa Saja Dampaknya Bagi Individu Masyarakat?

Melihat dari sudut pandang tujuan, awalnya perjanjian ini dimaksudkan untuk kacamata bisnis dan politik.

Akan tetapi, di balik negosiasi tingkat tinggi tersebut terselubung serangkaian dampak negatif yang berpotensi dirasakan oleh setiap individu masyarakat Indonesia (warga RI) dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika terjadi pengolahan data pribadi di AS, hal pertama yang pasti akan terjadi adalah tingginya keterlambatan (latency).

Hal ini disebabkan oleh jauhnya wilayah geografis. Jadi, kemungkinan besar aktivitas internet akan terasa lambat, karena bandwith bukan lokal pasti akan naik biaya operasionalnya.

Kedua, banyak peluang kehilangan kendali atas keamanan siber, sebagai contoh pemerintah harus ke AS untuk melakukan perjanjian ekstradiksi apabila terjadi kasus semacam ini.

Terakhir, potensinya PLN akan mengalami kerugian sebesar Rp 1,7 triliun per bulan. Hal itu dapat berdampak pada berkurangnya jumlah pekerja karena ketersediaan lapangan kerja yang sulit saat terjadi penurunan pendapatan, secara langsung berdampak pada kondisi perkonomian masyarakat.

Read Entire Article