INFO NASIONAL - DPRD DKI Jakarta mendukung pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat (SPALD-T) yang dimulai di TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pembangunan SPALD-T tersebut menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan kota, sekaligus wujud komitmen DPRD Provinsi DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui kolaborasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Al Fatih, mengatakan bahwa pembangunan SPALD-T di TB Simatupang telah dimulai sejak Desember 2024 dan ditargetkan rampung dalam 18 bulan. Proyek ini merupakan Water Treatment Plant (WTP) dengan luas lahan mencapai 9,9 hektare dan akan memberi manfaat bagi 114.000 jiwa di wilayah Kelurahan Cilandak Timur, Cilandak Barat, Pondok Labu, Lebak Bulus, dan Pondok Pinang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Beberapa titik jaringan utama telah mulai dibangun. Ini merupakan hal yang patut diapresiasi dalam konteks penguatan infrastruktur sanitasi,” kata Fatih.
Fatih berharap, Pemprov DKI Jakarta menargetkan pengembangan SPALD-T dapat mencakup wilayah-wilayah padat penduduk, termasuk kawasan yang masih belum memiliki sistem pengelolaan limbah yang memadai. Seperti kawasan yang masih mengandalkan septic tank konvensional. "Pemerataan akses sanitasi harus menjadi prioritas agar seluruh warga Jakarta dapat menikmati layanan yang layak dan aman," kata Fatih.
Ia mengatakan, pihaknya akan mengawal proses pembangunan SPALD-T dari sisi teknis, penganggaran, maupun kesesuaian waktu pelaksanaan. "Saya memastikan bahwa setiap tahapan berjalan sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan, serta mendorong keterbukaan informasi kepada publik agar pengawasan juga dapat melibatkan partisipasi masyarakat," kata dia.
Jakarta menuju kota global sudah selayaknya membangun sanitasi modern. Hal itu guna mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang berdampak gangguan kesehatan bagi masyarakat. Menurut Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta, Ade Suherman, pembangunan SPALD-T merupakan investasi kesehatan dan keberlanjutan kota. "Bersama kita wujudkan Jakarta yang sehat, tertata, dan berkelas dunia. Sanitasi yang tertata dengan baik juga akan menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan," ujar Ade.
Ketua Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta, Yuke Yurike menilai, pembangunan sanitasi penting karena Jakarta akan beralih menjadi kota global. Menurutnya, hal itu dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang berdampak gangguan kesehatan bagi masyarakat. "Karena syarat utama Jakarta ingin menjadi kota global, sudah harus bisa mengatasi masalah limbah perkotaan," kata Yuke.
Yuke menilai, proyek tersebut dapat menjawab berbagai persoalan terkait sanitasi. Terlebih lagi air tanah di Jakarta sudah jauh dari kata layak untuk dikonsumsi. Kondisi tanah sangat rentan tercemar bakteri e coli. "Harapannya masyarakat Jakarta sangat butuh sanitasi yang aman, dan sehat.” (*)