Peka terhadap Emosi Anak, Kunci Jaga Kesehatan Mental Sejak Dini

2 weeks ago 18
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Selain pertumbuhan fisik, di tengah era yang serba cepat dan penuh tekanan, orangtua perlu memantau kesehatan mental anak.

Dokter spesialis anak Jessica Sugiharto mengungkapkan orangtua perlu memantau ekspresi emosi anak serta cara mereka berinteraksi dan merespons lingkungannya.

 “Emosi anak merupakan bentuk ekspresi yang muncul sebagai respons terhadap interaksi sosial atau proses belajar. Setiap anak memiliki tingkat emosi dan kapasitas yang berbeda dalam mengelola tekanan," kata Jessica dalam webinar kesehatan yang diselenggarakan oleh Halodoc dalam memperingati Hari Anak Nasional 2025 pada Selasa 22 Juli 2025.

Jessica mengatakan setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam menunjukkan perasaaan masing-masing. Bila ada perubahan atau keadaan yang tidak nyaman biasanya akan mengalami perubahan perilaku.

“Mungkin anak merasa cenderung lebih diam atau mudah sekali marah. Kemudian, bagaimana respons anak terhadap teman-teman atau aktivitas sosialnya. Ini menjadi poin penting apakah anak sedang merasa stres atau tidak nyaman," katanya.

Kesehatan Emosional Anak di Masing-Masing Tahapan Usia

Jessica menjelaskan fokus emosi, risiko masalah, dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh orangtua di setiap fase perkembangan usia anak. 

Usia 2-5 Tahun

Pada masa ini, pondasi emosi dan sosial mulai terbentuk. Gangguan pada tahap ini dapat berdampak langsung pada proses tumbuh kembang anak. 

Fokus emosi: Anak mulai mengenali dan mengekspresikan emosi dasar seperti marah, senang, takut, dan sedih.

Risiko masalah: Anak rentan mengalami tantrum ekstrem serta kesulitan dalam berkomunikasi.

Hal yang diperhatikan:

  • Ekspresi emosi dasar
  • Tantrum dan bagaimana anak belajar menenangkan diri 
  • Respons terhadap pengasuh dan teman sebaya 
  • Kecemasan saat berpisah dengan orang tua
  • Perkembangan bahasa sebagai alat komunikasi emosi

Usia 6–12 Tahun

Tahapan ini adalah masa penting untuk pembentukan karakter dan kemampuan anak beradaptasi secara sosial. Masalah emosional pada usia ini bisa muncul sebagai gangguan belajar atau perilaku.

Fokus emosi: Penguatan kemampuan bersosialisasi, kepercayaan diri, serta kemampuan mengendalikan emosi.

Risiko masalah: Anak mungkin menunjukkan agresivitas, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, dan mudah merasa frustrasi.

Hal yang Diperhatikan:

  • Kemampuan bersosialisasi di lingkungan sekolah maupun rumah  
  • Rasa percaya diri dalam berinteraksi  
  • Toleransi terhadap kegagalan atau kesalahan  
  • Perilaku anak di lingkungan sekolah  
  • Cara menyampaikan dan mengenali perasaan

Usia 12–18 Tahun

Memasuki masa remaja, anak menghadapi berbagai tekanan dari lingkungan maupun media sosial. Risiko gangguan mental seperti depresi meningkat pada fase ini.

Fokus emosi: Pencarian identitas diri, tekanan sosial, dan pengelolaan emosi yang lebih kompleks.

Risiko masalah: Anak dapat mengalami depresi, kecenderungan menyakiti diri sendiri (self-harm), serta isolasi sosial.

Hal yang Diperhatikan:

  • Pembentukan identitas diri yang sehat
  • Kemampuan mengatur emosi kompleks  
  • Kualitas hubungan sosial dan romantis  
  • Tekanan akademik dan sosial yang meningkat  
  • Gejala depresi, isolasi, dan tindakan menyakiti diri

Tanda-Tanda Masalah Mental pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Dalam sesi yang sama, Jessica juga menjelaskan sejumlah tanda yang bisa menjadi indikator awal adanya gangguan kesehatan mental pada anak. 

  1. Anak menjadi lebih pendiam atau justru mudah marah tanpa sebab yang jelas
  2. Perkembangan sosial anak terlihat terganggu, seperti mengisolasikan diri dari teman-teman sebayanya
  3. Anak menunjukkan rasa takut atau terlihat panik dalam situasi tertentu 
  4. Penurunan fokus belajar dan kurangnya semangat untuk menjalani keseharian.

Jika terlihat perubahan itu, coba luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak. Pada anak yang sudah bisa diajak berkomunikasi ajak berbicara dari hati ke hati, tanyakan kondisi erta tanyakan pula mengenai pikiran, perasaan dan harapannya.

Read Entire Article