TEMPO.CO, Jakarta - Rencana peluncuran desain baru paspor merah putih Indonesia pada perayaan HUT ke-80 RI, 17 Agustus 2025, resmi ditunda. Direktorat Jenderal Imigrasi menyatakan bahwa keputusan ini diambil demi melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran untuk kementerian dan lembaga.
"Setelah evaluasi menyeluruh, Ditjen Imigrasi memutuskan untuk menunda implementasi paspor desain merah putih. Ini keputusan penuh pertimbangan dan tanggung jawab," ujar Plt. Dirjen Imigrasi, Yuldi Yusman, dalam keterangan resmi, Kamis, 17 Juli 2025
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penundaan ini tak hanya dipicu oleh efisiensi anggaran, tapi juga masukan masyarakat dan dampak ekonomi terkini. Yuldi menyebut, hasil analisis terhadap 1.642 unggahan media sosial dari Agustus 2024 hingga Juli 2025 menunjukkan masyarakat lebih menginginkan peningkatan substansi dan keamanan paspor dibanding perubahan desain semata.
Dari sampel unggahan tersebut juga terlihat kecenderungan masyarakat kepada kebijakan pelayanan dengan dampak yang lebih konkret untuk dirasakan serta selaras dengan prinsip efisiensi dan prioritas kebutuhan publik.
Desain Paspor Batik dan Warna Merah Putih
Desain baru paspor ini semula dirancang sebagai simbol nasionalisme dan kekayaan budaya. 33 motif batik tradisional ditampilkan secara artistik di dalam halaman paspor. Desain ini juga direncanakan mencerminkan identitas Indonesia di kancah internasional, sebagaimana dipaparkan dalam Simposium ICAO TRIP di Montreal, Kanada pada November 2024.
Silmy Karim, Dirjen Imigrasi saat itu, menjelaskan bahwa motif batik akan tampak berubah warna ketika disinari cahaya ultraviolet, menambah unsur estetika sekaligus fungsi pengamanan.
Ia juga membeberkan fitur pengaman pada desain baru paspor Indonesia. Pertama, sampul yang kuat panas, fleksibel dan mampu melindungi chip. "Halaman biodata paspor terbuat dari beberapa lapis polikarbonat dan diberikan coating untuk melindungi permukaannya," ucap Silmy.
Selain itu, lanjutnya, kertas paspor juga berpengaman dan sensitif terhadap kimia. Tinta yang digunakan meliputi tinta kasat mata dan tinta tidak kasat mata (fluorescent ink dan infra red ink) yang berpendar di bawah sinar ultraviolet. Teknologi tinta itu juga diterapkan pada benang jahitan buku paspor yang terbuat dari tiga warna benang.
Lambang batik garuda juga dicetak menggunakan teknologi seperti uang kertas. "Jadi tidak gampang dipalsukan. Kemudian ini kalau dipegang, ini intaglio, seperti di uang juga."
Menurut Direktur Kerja Sama Keimigrasian, Anggiat Napitupulu, keamanan juga menjadi perhatian serius seiring maraknya teknik morphing wajah yang berpotensi dimanfaatkan untuk pemalsuan identitas.
Paspor ini juga sempat dijanjikan sebagai simbol sejarah. "Be the first (jadilah yang pertama) untuk mengambil paspor merah putih ini. Kalian nanti berlomba-lomba untuk membuatnya, dia mempunyai nilai historis buat kalian." ujar Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, saat peluncuran desainnya pada 17 Agustus 2024.
Meski begitu, lanjut Yuldi, inovasi tidak berhenti pada perubahan desain fisik, melainkan berupa penguatan sistem dan pelayanan yang lebih tepat guna. “Ditundanya kebijakan ini bukan berarti fokus untuk memperkuat Paspor Indonesia berhenti dilakukan,” katanya.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto mengatakan, inovasi Ditjen Imigrasi akan terus berlanjut, dengan fokus pada pengembangan jangka panjang untuk memperkuat paspor Republik Indonesia melalui peningkatan keamanan digital dan efisiensi pelayanan.
“Kami berterima kasih atas pengertian dan dukungan masyarakat dalam menghadapi penyesuaian ini,” kata Agus.