TEMPO.CO, Jakarta - Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio memperkirakan isu pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi wakil presiden bakal reda setelah pertemuan Presiden Prabowo dan Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah pada Ahad, 20 Juli 2025.
"Dengan adanya Prabowo bersilaturahmi ke kediaman Jokowi, bisa jadi mereka juga membicarakan isu-isu terkini, dan saya melihat setelah pertemuan itu isu soal pemakzulan wapres ini akan mereda ke depannya," kata pria yang akrab disapa Hensa itu pada Selasa, 22 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan ini, kata Hensa juga memperjelas posisi hubungan antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. Apalagi sehari setelah bertemu Jokowi, Prabowo menyebut Gerindra dan PDIP sebagai adik kakak.
Pernyataan Prabowo ini, menurut Hensa, juga memperjelas hasil pertemuannya dengan Jokowi. Di samping itu, ucapan Ketua Umum Partai Gerindra itu mencerminkan keinginannya menjaga independensi pemerintahan sekaligus membuka ruang kerja sama lintas partai tanpa ikatan koalisi formal.
"Prabowo menggunakan bahasa kakak-adik itu untuk menegaskan bahwa Gerindra dan PDI Perjuangan tidak akan berkoalisi. Namun, ini bukan berarti mereka tidak bisa bekerja sama dan kompak dalam membenahi bangsa," kata Hensa.
Direktur Eksekutif KedaiKOPI ini menjelaskan, sebagai partai yang menguasai kursi Ketua DPR RI, PDIP memiliki peran penting untuk mengkoreksi pemerintahan. Sementara itu, sebagai Presiden RI, Prabowo membutuhkan dukungan legislatif.
"Prabowo tampaknya menginginkan PDIP berada di luar pemerintahan untuk menjadi pengkoreksi pemerintahan yang ia jalankan dan kompak bersamanya," ujarnya.
Hensa melihat pertemuan ini sebagai sinyal dukungan Prabowo terhadap penyelesaian polemik ijazah Jokowi. Ia melihat bahwa polemik ijazah ini sudah di luar kapasitas Jokowi sehingga Prabowo juga kemungkinan akan membantunya menyelesaikan masalah tersebut.
"Ada kemungkinan Prabowo memberikan dukungan agar isu ini dapat diselesaikan dengan baik, menunjukkan solidaritas politik," kata dia.
Terakhir, Hensa juga melihat adanya potensi reshuffle kabinet yang melibatkan orang-orang dekat Jokowi. Ia berpendapat, salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan kemungkinan besar adalah terkait perombakan kabinet yang kini hampir setengahnya diisi oleh orang-orang dari kabinet Jokowi.
"Pertemuan ini kemungkinan juga membahas terkait dengan kabinet, di mana kemungkinan Prabowo membicarakan nasib menteri-menteri yang dekat dengan Jokowi ke depan akan seperti apa," ucapnya.
Hensa mengatakan pertemuan Prabowo dan Jokowi bukan sekadar formalitas, melainkan memiliki menyiratkan strategis yang sekaligus mengirimkan pesan kepada elit politik lainnya dan juga publik terkait dengan kepemimpinannya.
"Prabowo dengan cerdas menggunakan momen ini untuk mengirim pesan politik yang jelas, baik kepada publik maupun kepada elit politik lainnya," kata dia.
Prabowo menyambangi kediaman Presiden ke-7 Jokowi di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Ahad, 20 Juli 2025.
Kunjungan Prabowo itu terjadi sebelum menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Gibran Rakabuming, putra sulung Jokowi, juga ikut dalam kunjungan tersebut bersama rombongan Prabowo. Seusai bertemu Jokowi, Prabowo menjelaskan kepada awak media yang menunggu di depan kediaman Jokowi. "Saya cerita baru keliling ke luar negeri. Ya, beliau juga mengikuti rupanya," katanya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyampaikan sejumlah terobosan dalam hubungan bilateral yang telah dilakukannya. Utamanya soal kerja sama Indonesia dengan Uni Eropa. Menurut Prabowo, Jokowi sangat memahami mengingat ayah Gibran itu juga yang telah merintisnya selama sepuluh tahun terakhir.
Sementara itu, Jokowi memuji Prabowo atas hasil negosiasinya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai tarif impor. Bagi Jokowi, Prabowo melakukan pencapaian besar.
“Pendekatan personal lagi, telepon dengan Presiden Donald Trump dan beliau berbicara banyak, akhirnya juga tarifnya bisa turun dari 32 (persen) ke 19 (persen). Ini juga sebuah, menurut saya sebuah prestasi yang luar biasa. 19 (persen) itu masuk terendah di ASEAN,” ujar Jokowi usai menerima Prabowo di kediaman pribadinya, dikutip dalam keterangan tertulisnya, 20 Juli 2025.
Pilihan Editor: Mengapa PSI Tak Bisa Lepas dari Bayang-bayang Jokowi