Liputan6.com, Jakarta Kanker pankreas adalah sel kanker yang tumbuh pada jaringan pankreas. Penyakit ini termasuk salah satu jenis kanker paling mematikan dengan tingkat deteksi dini yang sangat rendah.
Ada alasan kenapa deteksi dini sangat rendah lantaran gejala yang muncul seringkali tidak khas seperti disampaikan konsultan bedah digestif Eko Priatno dari Bethsaida Hospital
"Diantaranya nyeri perut bagian atas, penurunan berat badan tanpa sebab, hingga penyakit kuning. yang umumnya baru terasa saat kanker sudah memasuki stadium lanjut," kata Eko dalam keterangan tertulis.
Di tengah tantangan tersebut, operasi Whipple atau pancreaticoduodenectomy menjadi titik terang bagi pasien kanker pankreas stadium awal hingga menengah.
Prosedur operasi Whipple memberikan peluang untuk mengangkat jaringan kanker secara menyeluruh, sehingga memperpanjang harapan hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien.
“Whipple adalah pilihan utama jika kanker pankreas masih berada di area kepala pankreas dan belum menyebar," kata Eko.
Bagaimana Prosedur Operasi Whipple untuk Kanker Pankreas?
Eko mengatakan prosedur operasi Whipple cukup kompleks. Operasi ini melibatkan pengangkatan beberapa organ yang saling terhubung, seperti kepala pankreas, duodenum, kantong empedu, dan sebagian saluran empedu.
"Namun, dengan penanganan yang tepat, operasi ini dapat membantu mengendalikan penyakit dan memperbaiki kualitas hidup pasien," kata Eko.
Selain metode bedah terbuka, beberapa rumah sakit telah menyediakan pendekatan laparoskopi, yang dikenal lebih minimal invasif. Dengan teknik ini, operasi dilakukan melalui sayatan kecil, menggunakan kamera dan alat khusus, sehingga proses pemulihan umumnya lebih cepat, nyeri lebih ringan, dan risiko perdarahan pun lebih rendah.
"Di Bethsaida Hospital, ada dua metode, yaitu open surgery dan laparoskopi. Bagi pasien yang memenuhi kriteria, pendekatan laparoskopi bisa menjadi pilihan yang jauh lebih nyaman, dengan hasil yang tetap optimal,” kata Eko.
Evaluasi Menyeluruh agar Hasil Optimal
Penanganan kanker pankreas tidak berhenti pada tindakan operasinya saja. Diperlukan kesiapan fasilitas medis yang memadai, ketepatan diagnosis sejak awal, serta pemantauan dan pendampingan menyeluruh setelah operasi.
Beberapa rumah sakit kini mulai menerapkan pendekatan yang lebih terintegrasi mulai dari evaluasi pra-operasi, penggunaan teknologi bedah terkini, hingga perawatan pascaoperasi yang terstruktur.