Liputan6.com, Jakarta Nyeri dada yang timbul kerap membuat kita panik, terutama ketika nyeri muncul di sebelah kiri. Sebab, bagian tubuh sebelah kiri merupakan tempat berbagai organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, lambung, limpa, kerongkongan, tulang rusuk, dan organ lainnya menetap.
Namun, apakah nyeri yang muncul di dada kiri merupakan sinyal bahaya dalam tubuh dan harus mendapatkan respons yang serius?
Dilansir dari Women’s Health, penasihat Women’s Health, Nazareth, MD, mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan ketika mengalami nyeri di dada kiri adalah tenang dan jangan terlalu cepat menyimpulkan.
Menurut Nazareth, berbagai faktor harus dipertimbangkan sebelum menyimpulkan sebuah kondisi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, nyeri di dada kiri misalnya.
Nazareth mengatakan setidaknya ada 6 faktor yang bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum menyimpulkan kondisi nyeri di dada kiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Usia
- Kegiatan yang dilakukan saat nyeri muncul
- Seberapa parah nyeri
- Riwayat kesehatan
- Obat yang dikonsumsi
- Gejala lain yang muncul
Menurut para ahli, nyeri di dada kiri bawah mungkin bukan karena kondisi yang berbahaya, tetapi di sisi lain, ini juga dapat menjadi pertanda adanya masalah medis serius di dalam tubuh.
Berikut 10 kemungkinan penyebab nyeri di dada kiri bawah menurut dokter dirangkum dari Women’s Health:
1. Nyeri Otot
Setelah menjalani kegiatan fisik, tentu wajar mendapatkan sedikit ketidaknyamanan di fisik, terutama setelah terlalu keras memaksakan diri. Rasa nyeri di dada kiri setelah menjalani latihan dada, seperti melakukan bench press atau dumbbell press kemungkinan besar disebabkan oleh nyeri otot.
Nazareth menyatakan ketika mengalami nyeri otot dada, area tersebut mungkin akan terasa nyeri ketika disentuh. Nyerinya sendiri dapat terasa tumpul, tegang, ataupun pegal selama beberapa hari.
“Rasa nyeri akan hilang dalam beberapa hari hingga minggu. Beristirahat dan mengompres area tersebut dengan terapi panas atau dingin dapat membantu,” kata Nazareth.
2. Asam Lambung
Refluks asam atau asam lambung naik adalah sensasi tidak nyaman, seperti diremas atau rasa terbakar yang terjadi pada dada bagian kiri dan tengah.
Nazareth menyebut, refluks asam terjadi ketika ada asam yang mengalir dari lambung kembali kerongkongan. Refluks asam ini akan menyebabkan berbagai gejala, seperti mual, batuk, atau merasakan asam atau pahit di mulut.
“Biasanya terjadi setelah makan, saat stress, dan dapat terasa lebih parah saat berbaring. Rasa ini dapat berlansung dari beberapa menit hingga beberapa jam,” jelas Nazareth.
Ahli jantung Jayne Morgan menyebut, gejala ini dapat diatasi dengan mengonsumsi antasida yang dijual bebas dan perubahan pada pola makan.
Morgan juga menyarankan untuk menghindari makanan yang dapat memperparah kondisi ini, seperti makanan berkafein, makanan pedas, cokelat, alkohol, papermin, dan makanan berlemak.
“Berhenti merokok juga membantu mengatasi refluks,” kata Morgan.
3. Radang Tulang Rawan Dada
Radang tulang rawan dada atau kostokondritis ini terjadi ketika ada peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dengan tulang dada. Rasa sakit yang disebabkan oleh peradangan ini umumnya dapat memengaruhi tulang tusuk bagian bawah.
Menurut Cleveland Clinic, rasa sakit ini mungkin akan mulai muncul dari sisi kiri dada dan perlahan menyebar ke seluruh dada. Rasa sakitnya mungkin terasa tumpul dan menusuk, dan akan semakin parah ketika area sakit tersentuh, menarik napas dalam-dalam, ataupun batuk.
Penyebab peradangan ini belumlah jelas. Namun, Nazareth mengatakan terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan peradangan pada tulang rawan dada ini.
“Bagi sebagian orang, kondisi ini mungkin disebabkan oleh trauma, angkat berat, olahraga berat, atau penyakit,” jelas Nazareth.
Cara untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan melakukan peregangan, menggunakan bantal panas, dan mengindari mengangkat maupun mendorong beban berat dalam beberapa minggu.
4. Sindrom Tietze
Gejala yang ditimbulkan oleh sindrom tietze hampir sama dengan gejala peradangan tulang rawan dada. Hanya saja, pada sindrom ini gejala akan lebih dekat ke bahu dan memengaruhi tulang rusuk bagian atas.
Menurut Clevand Clinic, pada sindrom tietze ini pembekakan pada dada pun akan terasa yang mana gejala tersebut tidak akan terjadi pada kondisi peradangan tulang rawan dada.
Ketika mengalami sindrom tietze, rasa nyeri akan terasa ketika menggerakkan maupun memutar tubuh bagian atas, dan pada posisi tertentu ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman, seperti saat duduk maupun terbaring. Batuk, bersin, dan muntah pun akan menjadi lebih sakit pada penderita sindrom tietze ini.
“Tidak ada yang benar-benar tahu enyebab kondisi ini. Beberapa orang percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh trauma kecil di dada seperti mengejan saat berolahraga, infeksi pernapasan, atau batuk-batuk,” kata Morgan.
Sindrom tietze sendiri dapat disembuhkan dengan istirahat dan penggunaan obat antiinflamasi yag di jual bebas, penderita sindrom ini akan sembuh secara total dalam waktu satu sampai dua minggu.
5. Pleuritis
Rasa sakit yang pada dada atau bahu dirasakan ketika menarik napas yang dalam mungkin disebabkan oleh peradangan pada lapisan paru-paru (pleura). Menurut Clevand Clinic, kondisi ini terjadi ketika peradangan di paru-paru berpindah ke pleura sehingga menimbulkan bengkak dan kondisi saling bergesek.
“Nyeri ini dapat menyertai infeksi virus atau akibat cedera dada atau pneumonia, yang dalam kasus ini Anda juga akan mengalami demam dan batuk,” kata Nazareth
Nazareth menyarankan untuk segera menemui dokter ketika mengalami kondisi ini, sebab jika pneumonia tidak segera diobati, bakteri dan infeksi dapat masuk ke aliran darah dan memengaruhi organ lainnya.
“Jika pleuritis disebabkan oleh virus, rasa sakitnya mungkin membutuhkan waktu beberapa hari untuk hilang. Namun, jika pneumonia bakteri, rasa sakit kemungkinan besar akan menetap hingga diobati,” ujar Nazareth.
6. Hernia Hiatus
Hernia hiatus merupakan salah satu penyebab nyeri di dada kiri, namun kondisi ini jarang terjadi. Menurut Mayo Clinic, hernia hiatus terjadi ketika perut bagian atas menonjol melalui diafragma yang memisahkan perut dan dada.
Nazareth menyebut, sensasi nyeri yang dihasilkan oleh kondisi ini adalah nyeri seperti tertarik atau robekan pada bagian diafragma yang berada tepat di bawah dada kiri.
Nyeri ini mungkin akan meningkat ketika mengangkat beban berat seperti belanjaan maupun benda berat lainnya. Rasa nyeri akan bertahan selama gerakan yang menghasilkan nyeri masih berlangsung.
“Konsultasikan dengan dokter jika menduga menderita hernia hiatus karena umumnya memerlukan operasi,” kata Morgan.
7. Perikarditis
Perikarditis adalah kondisi peradangan pada lapisan luar jantung. Menurut Morgan, kondisi ini juga disebut sebagai perikardium.
Perikarditis terjadi ketika lapisan perikardium yang bengkak dan iritasi bergesekan satu sama lain, sehingga nyeri dada terjadi. Durasi nyeri dari kondisi ini berbeda tergantung dari jenis perikarditis yang dialami.
Gejala dari perikarditis meliputi batuk, kelelahan, pembengkakan kaki, demam ringan, jantung berdebar kencang, sesak napas saat berbaring, dan pembekakan di perut.
Karena gejalanya samar dan mirip dengan masalah jantung dan paru-paru lainnya, jika merasakan gejala nyeri dada yang tiba-tiba, perlu untuk segela mengonsultasikannya pada dokter agar segera mendapatkan penanganan.
8. Emboli Paru
Emboli paru adalah kondisi adanya gumpalan darah di paru-paru. Nazareth mengatakan, kondisi ini paling sering terjadi pada orang yang baru menjalankan operasi, tirah baring atau duduk terlalu lama, seperti ketika di pesawat, atau sedang hamil.
“Jenis nyerinya bervariasi, tetapi biasanya tajam dan menusuk, dan datang tiba-tiba,” ujar Nazareth.
Ia juga menambahkan, nyeri yang datang tersebut akan semakin parah ketika sedang menarik napas dalam-dalam. Rasa sakit ini mungkin akan datang bersamaan dengan gejala penyerta lainnya, seperti pusing, napas cepat, detak jantung cepat, batuk (bahkan batuk berdarah), dan kecemasan.
Kondisi emboli paru juga dapat menyebabkan gumpalan darah di kaki, sehingga membuat kaki menjadi bengkak, merah, dan nyeri.
Penyakit emboli paru dapat berpotensi mengancam jiwa, sehingga ketika mengalami gejala emboli paru, se...