Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi, Microsoft mengatakan tool AI besutannya mampu mendiagnosis penyakit kompleks empat kali lebih akurat daripada dokter.
Tools kecerdasan buatan dari Microsoft bernama AI Diagnostic Orchestrator (MAI-DxO) disebut mampu mendiagnosis penyakit lebih akurat dan dengan biaya lebih murah.
Untuk mengetes AI buatannya, Microsoft menggunakan 304 sutdi kasus yang bersumber dari New England Journal of Medicine. Sistem MAI-DxO meminta masukan dari beberapa model AI seperti GPT, Gemini, Claude, Llama dan Grok.
Dalam eksperimen mereka, MAI-DxO mampu mengungguli dokter dengan akurasi 80 persen dibandingkan yang dicapai dokter di angka 20 persen.
Microsoft juga menyebut bahwa dengan cara ini bisa mengurangi biaya hingga 20 persen karena AI besutannya mampu memilih tes dan prosedur yang lebih murah.
"Mekanisme orkestrasi ini yang akan membawa kita lebih dekat ke kecerdasan super medis," kata CEO Microsoft AI, Mustafa Suleyman mengutip Wired, Rabu, 2 Juli 2025..
Apakah Bakal Komersialkan Teknologi AI Itu?
Microsoft belum memutuskan apakah akan mencoba mengomersialkan teknologi tersebut. Namun, ada beberapa petinggi perusahaan yang mengatakan bakal mengintegrasikan sistem AI ke Bing untuk membantu pengguna mendiagnosis penyakit.
Namun, yang pasti Suleyman mengatakan bahwa perusahaan itu bakal mengembangkan alat untuk membantu para ahli medis meningkatkan atau bahkan mengotomatiskan perawatan pasien.
"Apa yang akan Anda lihat selama beberapa tahun ke depan adalah kami melakukan lebih banyak pekerjaan untuk membuktikan sistem ini di dunia nyata," kata Suleyman.
Dalam beberapa tahun terakhir, baik Microsoft maupun Google telah menerbitkan makalah yang menunjukkan bahwa model bahasa yang besar dapat mendiagnosis penyakit secara akurat ketika diberikan akses ke catatan medis.