Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa mayoritas peserta program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025 adalah perempuan.
Menurut Menkes Budi, data terkini menunjukkan bahwa sebanyak 8,2 juta orang telah memanfaatkan layanan CKG, sementara 8,7 juta lainnya telah mendaftar. Namun, sebagian besar peserta yang datang untuk memeriksakan kesehatannya adalah perempuan.
"Memang lebih banyak perempuan yang memanfaatkan program ini dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa perempuan lebih peduli terhadap kondisi kesehatannya," kata Menkes dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI yang digelar tertutup pada Rabu, 9 Juli 2025.
Dalam program yang digelar secara nasional ini, tiga provinsi dengan cakupan peserta terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sayangnya, distribusi layanan masih belum merata. Hal ini menjadi perhatian Komisi IX DPR RI yang meminta agar wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) juga mendapat prioritas.
Program Cek Kesehatan Gratis Harus Merata
Anggota Komisi IX DPR RI Muh Haris mengingatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar memperkuat layanan di luar Pulau Jawa.
"Program CKG memang menjangkau 10,7 juta orang, tapi sebagian besar terkonsentrasi di Jawa. Pemerintah perlu memperkuat akses layanan di wilayah timur dan daerah 3T. Pemerataan adalah kunci," kata Haris dikutip dari Antara pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Berdasarkan data hasil pemeriksaan, empat penyakit yang paling banyak ditemukan dalam program ini adalah masalah gigi, hipertensi, diabetes, dan obesitas.
Masalah gigi menjadi temuan tertinggi, disusul oleh tekanan darah tinggi (hipertensi), lalu penyakit gula darah tinggi (diabetes), dan terakhir obesitas.
Menkes Budi: Pentingnya Deteksi Dini
Menanggapi temuan tersebut, Menkes menekankan pentingnya deteksi dini agar masyarakat bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat tidak perlu takut saat mengetahui risiko penyakit kronis.
"Kalau ditemukan risiko stroke, jantung, atau ginjal, masyarakat tidak perlu khawatir. Yang penting, kepesertaan BPJS Kesehatan-nya aktif, maka bisa langsung ditindaklanjuti di fasilitas layanan kesehatan," ujar Budi Gunadi.
Selain itu, Kemenkes juga mendorong percepatan transformasi sistem kesehatan berbasis teknologi.
Budi menyebutkan bahwa pemanfaatan aplikasi seperti SATU SEHAT dan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) akan mempercepat layanan dan pencatatan data kesehatan masyarakat secara real time.
DPR Siap Kawal Pemerataan Program Cek Kesehatan Gratis
Komisi IX DPR menyatakan akan terus mengawal program ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan seluruh masyarakat, tidak hanya berhenti di laporan kinerja.
"Kami di Komisi IX akan terus mengawal anggaran dan kebijakan kesehatan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat, bukan hanya berhenti pada laporan kinerja," pungkas Muh Haris.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat, terutama perempuan, serta dukungan regulasi yang kuat, program Cek Kesehatan Gratis diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam pencegahan penyakit kronis di Indonesia.