Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa kusta bukanlah penyakit turunan. Dirinya menegaskan bahwa kusta dapat disembuhkan.
Menkes Budi mengatakan bahwa kusta dapat sembuh jika dapat dideteksi lebih awal.
“Kusta itu kalau sekali ketahuan, diobati itu dalam sebulan sudah tidak akan menular lagi,” kata Budi dalam unggahan video edukasi terkait penyakit kusta yang dipublikasikan pada akun Instagram pribadinya.
Pengobatan awal akan menjauhkan risiko pasien kusta mengalami dari kecacatan. Namun, jika terlambat diobati bisa menyebabkan pasien kusta alami kecacatan.
“Kalau sebelum enam bulan sudah diobati, tidak akan cacat,” katanya saat berada di suatu wilayah dengan prevalensi kusta terbesar di Indonesia, Kabupaten Sampang, Madura belum lama ini.
Kusta bukanlah kelompok penyakit yang mampu menulari orang lain dalam waktu yang cepat. Jika dibandingkan dengan COVID-19, Budi menyebut penularan kusta cukup panjang prosesnya.
“Penularan kusta itu sangat sulit, prosesnya lama dan panjang, tidak seperti COVID. Walaupun memang bisa lewat sentuhan maupun lewat droplet,” katanya.
Penyakit Kusta di Indonesia
Dilansir dari National Library of Medicine (NIH), kusta atau leprosy adalah suatu kondisi infeksi granulomatosa kronis yang umumnya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
Kedua bakteri tersebut bekerja dengan menyerang kulit dan saraf tepi. Kusta dapat disembuhkan jika segera diobati.
Dilansir dari Kemenkes, WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa, dalam sebuah kunjungan kolaborasi dengan Kemenkes di Kabupaten Sampang, Madura, menegaskan bahwa kusta merupakan penyakit yang dapat disembuhkan.
Menurutnya, ancaman kematian yang disebabkan oleh penyakit ini terjadi ketika kusta tidak mendapatkan penanganan yang cepat.
Namun, stigma yang melekat di masyarakat terkait penderita kusta menjadi hambatannya. Yohei menyebut adanya stigma yang tertanam di masyarakat membuat orang terlambat mencari pertolongan.
World Health Organization (WHO) menyebut bahwa kusta merupakan penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Disease/NTD). Penyakit ini masih ditemukan di 120 negara di dunia, dan sekitar 200.000 kasus kusta dilaporkan setiap tahunnya.
Prevalensi kasus kusta di dunia terjadi secara bertahap. Di Indonesia, saat ini lebih dari 10.000 kasus baru masih terus dilaporkan.
Gejala Kusta Masih Kerap Diabaikan
Stigma yang melekat di masyarakat, yang memandang kusta sebagai hal negatif, menyulitkan proses deteksi awal. Banyak orang yang enggan memeriksakan diri setelah mendapatkan gejala kusta.
Menanggapi hal ini, Budi mengatakan masyarakat tidak perlu merasa malu dengan kondisi ini. Ia menegaskan stigma yang terjadi di masyarakat bukanlah kebenaran mengenai penyakit kusta.
“Kusta ini bukan penyakit keturunan, bukan penyakit hukuman dari Tuhan. Ini penyakit yang bisa disembuhkan,” ungkapnya.
Budi menyarankan, ketika gejala kusta muncul pada kulit, penderita perlu segera memeriksakannya. Sebab, efektivitas pengobatan kusta tanpa meninggalkan kecacatan hanya dapat dilakukan pada enam bulan pertama sejak terjangkit.
Menurutnya, gejala awal yang kerap muncul pada orang yang terjangkit virus kusta adalah panu yang tidak dapat sembuh meskipun telah mendapatkan pengobatan untuk panu.
“Pesan saya, kalau ada gejala-gejala seperti panu putih, tidak terasa, segera bawa ke puskesmas. Segera obati, karena dalam kurun waktu 6 bulan, itu pasti bisa sembuh,” jelasnya.
Pengobatan Kusta
WHO menyebut bahwa pencegahan kusta dengan deteksi kasus dan pengobatan dengan metode Multidrug Therapy (MDT) saja tidak cukup untuk menghentikan penularan kusta. WHO menyarankan untuk melakukan pelacakan kontak, baik kontak serumah, lingkungan sekitar, maupun sosial — dan disertai pemberian dosis tunggal rifampisin sebagai langkah pencegahan setelah terpapar (Single Dose Rifampicin Post-Exposure Prophylaxis/SDR-PEP).
Jika telah terdiagnosa penyakit kusta, beberapa pengobatan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. WHO menyarankan penggunaan multiobat (MDT), di mana pengobatan dengan MDT dapat membunuh patogen dan menyembuhkan pasien yang telah terdiagnosis.