Liputan6.com, Jakarta Masih banyak orang yang menganggap menggosok gigi hanyalah rutinitas sederhana yang bisa dilakukan secara asal-asalan. Banyak yang menggosok gigi yang penting dua kali sehari itu sudah cukup untuk menjaga kebersihan mulut.
Padahal, tidak sesederhana itu. Kebiasaan menyikat gigi yang dilakukan tanpa teknik yang tepat justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan gusi seperti disampaikan Dr. drg. Eko Fibryanto, Sp.KG,Subsp.KE(K).
Eko mengatakan menggosok gigi yang benar adalah kunci utama kebersihan mulut. Eko memberikan perumpamaan unik untuk memudahkan masyrakat memahami tekniknya.
“Membersihkan gigi itu sesuai dengan bendera Indonesia: merah putih. Artinya dari gusi ke arah gigi, sambil berjalan sambil diputar otomatis seperti memijat. Jangan menyikat gigi searah dengan gerakan kanan kiri karena akan membuat gusi luka.”
Ia menjelaskan bahwa menyikat gigi secara horizontal bisa menyebabkan gusi turun dan membuat gigi tampak lebih panjang dari seharusnya.
“Akhirnya, gusinya jadi turun. Jadi waktu kita ngaca akan terlihat sekali gusinya tidak rata. Giginya akan kelihatan panjang-panjang,” tambahnya.
Pilih Pasta Gigi yang Tepat Secara Ilmiah
Selain teknik menggosok gigi, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Barat ini menjelaskan bahwa memilih pasta gigi tidak boleh asal wangi atau berbusa saja. Perhatikan kandungan aktifnya yang memang bermanfaat untuk perlindungan gigi.
“Sering muncul nih pertanyaan seperti pasta gigi yang baik secara ilmiah itu apa? Gunakanlah pasta gigi yang mengandung sodium fluoride atau natrium fluoride. Karena fluoride mampu melindungi gigi kita dari berlubang,” ujar Eko.
Selain fluoride, ia juga menyarankan memilih pasta gigi yang mengandung bahan khusus untuk mengatasi gigi sensitif.
“Satu lagi, ada kandungan potassium nitrat yang bagus untuk gigi sensitif. Karena kandungan ini mampu menenangkan syaraf dan memblokir rasa sakit. Jadi dua komponen itu penting dalam pasta gigi.”
Gunakan Sikat Gigi Sesuai Kebutuhan
Tak hanya pasta gigi, jenis bulu sikat juga penting diperhatikan. Eko mengingatkan bahwa kebiasaan menyikat gigi dengan keras bisa berbahaya bila bulu sikatnya tidak sesuai.
“Kalau dijual biasanya ada yang soft, medium, hard. Kalau kita suka menyikat gigi dengan kekuatan penuh, pilihlah yang soft. Jangan pilih bulu sikat yang keras karena akan mengikis lapisan pelindung gigi,” jelasnya.
Kapan Waktu Terbaik Menyikat Gigi?
Eko juga menekankan pentingnya menyikat gigi dua kali sehari di waktu yang tepat, bukan hanya ketika mulut terasa tidak nyaman. Untuk durasi, ia mengatakan tidak ada waktu yang spesifik akan tetapi tidak terlalu cepat atau lama saja.
“Menyikat gigi dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. Jadi, kalau habis makan martabak harus gosok gigi,” katanya sambil tersenyum.
Yang tak kalah penting adalah menjaga kebiasaan menyikat gigi secara konsisten setiap hari, bukan hanya saat sakit gigi.
“Perlu konsisten juga untuk merawat kesehatan gigi. Karena terkadang kotoran yang ada pada gigi tidak terlihat,” tutup Eko.