INFO TEMPO - Hana Maulida menjadi salah seorang pemenang di ajang bergengsi SATU Indonesia Awards 2024 yang digelar di Menara Astra, Selasa, 29 Oktober 2024 lalu. Penghargaan ini diberikan untuk mendukung kehidupan berkelanjutan dalam bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Hana terpilih sebagai pemenang perempuan di bidang pendidikan, berkat komunitas gerakan 'Kakak Aman'. Perkumpulan tersebut diharapkan dapat menjadi ruang aman bagi anak-anak, sekaligus membantu mereka agar tidak menjadi korban kekerasan seksual. Kasus kekerasan terhadap anak makin marak terdengar. Misalnya, kasus kekerasan seksual terhadap 13 santriwati pondok pesantren di Bandung dengan pelaku HW, yang merupakan tenaga didik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hampir semua media menyiarkan berita ini pada 2021 silam karena merupakan fenomena gunung es terkait kekerasan seksual di lembaga pendidikan berbasis agama dan berasrama. Peristiwa yang berlangsung sejak 2016 ini telah melahirkan 9 bayi dan baru terungkap pada 2021.
Komnas Perempuan ikut memantau wacana hukuman mati yang muncul seiring tuntutan publik untuk pemenuhan hak-hak 13 santriwati korban kekerasan seksual. Sejalan dengan hal tersebut, Hana Maulida mengungkapkan kekhawatirannya tentang kurangnya perlindungan bagi anak-anak Indonesia, terutama dalam hal melindungi diri dari kekerasan seksual.
“Apa yang bisa dilakukan selain hanya menyaksikan anak-anak tumbuh tanpa pembekalan yang cukup?” Sebuah pertanyaan mendasar yang ditujukan Hana Maulida kepada diri sendiri.
“Kita ini bisa apa? Apakah hanya diam dan menyaksikan? Sementara anak-anak Indonesia, anak-anak pintar di luar sana itu tumbuh berkembang setiap harinya tanpa ada yang memberitahu mereka, gimana caranya melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual, khususnya," ucap Hana saat pengumuman SATU Indonesia Awards.
Penasaran seperti apa profil lengkap Hana Maulida? Berikut informasi selengkapnya.
Melalui akun Tumblrnya, Hana diketahui lahir pada 1994. Dia saat ini bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Perlindungan Anak Serang, Banten, seperti dikutip dari booklet 16th Satu Indonesia Awards 2025, Selasa, 24 Juni 2025.
Hana tercatat sebagai lulusan Universitas Indonesia jurusan Kesejahteraan Sosial. Dia kuliah pada 2012 dan lulus empat tahun kemudian. Hana diketahui pernah mengambil program magang di dua tempat berbeda, yakni di Yayasan Rumah Rachel (Februari-Juni 2015) dan Indonesia Heritage Foundation pada Agustus sampai Desember 2015.
Menurut dia, di Serang terdapat 130 kasus kekerasan pada anak. Dari jumlah itu, 90 kasus di antaranya merupakan kekerasan seksual. Berangkat dari keprihatinan itu, Hana Maulida bersama dua temannya menginisiasi lahirnya Kakak Aman Indonesia sejak Januari 2023.
Mereka memulai gerakan ini dari SDN Buah Gede, Kota Serang, Banten. Lambat laun komunitas ini tak hanya berkiprah di Kota Serang, tetapi merambah ke Kabupaten Serang dan Cilegon.
Kakak Aman yang didirikan Hana Maulida telah menyabet beberapa apresiasi, mulai dari Selected project YSEALI Seeds for the Future 2024 (ASEAN), Penerima apresiasi Astra SATU Indonesia Awards 2024 Kategori Pendidikan (Nasional) dan Juara 1 ASN Terinovatif tingkat Kabupaten Serang (Daerah).
Hana Maulida memilih fokus pada kasus kekerasan seksual karena kejadiannya begitu banyak. Hana menjelaskan, pada 2023 terdapat 18 ribu kasus kekerasan terhadap anak, dan 11 ribu di antaranya adalah kekerasan seksual. Artinya, sekitar 60 persen dari total kasus kekerasan terhadap anak melibatkan kekerasan seksual.
Kondisi tersebut membuat tim Kakak Aman berpikir, pengetahuan ‘apa yang perlu diberikan kepada anak-anak? Terlebih ketika orang-orang terdekat mereka, seperti anggota keluarga, guru, atau bahkan pedagang di sekitar sekolah, bisa menjadi pelaku kekerasan.
Berbeda denan orang dewasa, cara memberikan penjelasan kepada anak-anak tentang pengetahuan seksualitas dan kekerasan seksual harus menerapkan pendekatan khusus. Dalam kegiatannya, Kakak Aman Indonesia memberikan modul yang berisi informasi edukatif dengan bahasa yang mudah dipahami.
Kuncinya, menyampaikan informasi dengan carayang menyenangkan dan bisa diterima anak-anak. Misalkan dengan membuat permainan, dialog interaktif, mendongeng, hingga edukasi melalui poster-poster menarik. “Jadi, pemahaman mereka adalah kita sedang bersenang-senang,” katanya.
Program gerakan Kakak Aman buatan Hana Maulida mengajarkan dua hal, yakni tentang tubuh pribadi atau private parts. Tujuannya, memberikan pengertian kepada anak tentang bagian tubuh yang jika disentuh oleh orang lain, itu berarti orang tersebut memiliki niat tidak baik.
Lebih lanjut, dalam agendanya mereka melatih anak-anak bagaimana bersikap dalam menghadapi situasi sulit, misalnya orang yang awalnya baik tetapi meminta anak untuk memegang tubuhnya. Kakak Aman mengajarkan bahwa anak-anak berhak untuk mengatakan "tidak". “Misalkan ada orang-orang yang awalnya baik, tetapi meminta sesuatu untuk memegang tubuhnya. Nah, kami mengajarkan bahwa ‘kamu bisa bilang tidak’,” ucapnya.
Program yang dibuat oleh Kakak Aman mengajarkan anak-anak untuk memahami bahwa mengatakan "tidak" adalah hak mereka dan langkah penting untuk melindungi diri sendiri. Anak-anak juga diajarkan untuk lari ke tempat yang aman dan bercerita kepada orang dewasa yang mereka percaya, tanpa harus selalu bercerita kepada orang tua atau guru. Sebab, pelaku kekerasan bisa saja berasal dari orang-orang terdekat mereka.
Kakak Aman Indonesia juga telah bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perlindungan Anak setempat. Kerja sama ini diyakini menjamin keberlanjutan gerakan, disamping antusiasme sekolah dan masyarakat untuk terlibat. Kakak Aman Indonesia secara nyata mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 4 Education Quality, dengan menyediakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, khususnya dalam topik yang penting namun sering diabaikan, yaitu pendidikan seksual. Kakak Aman berkontribusi pada SDG 5 Gender Equality, dengan mendidik anak-anak mengenai hak-hak mereka dan pentingnya menghormati batasan orang lain, guna mendukung kesetaraan dan perlindungan terhadap kekerasan.
Tahun ini, SATU Indonesia Awards kembali digelar. Memasuki tahun pelaksanaan ke-16, Kick Off 16th SATU Indonesia Awards 2025 secara resmi telah dilaksanakan di Menara Astra pada Jumat, 28 Februari 2025 lalu.
Dengan mengusung tema “Satukan Gerak, Terus Berdampak”, ajang ini menjaring anak-anak muda Indonesia yang telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lewat https://bit.ly/DaftarSIA2025 mulai 28 Februari hingga 28 Juli 2025. (*)