Liputan6.com, Jakarta - Hepatitis B masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia. Penyakit ini menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis hingga kanker hati.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) 2024, prevalensi Hepatitis B di Indonesia mencapai 2,4 persen dengan sekitar 6,8 juta penduduk masih terinfeksi.
Ironisnya, kesadaran masyarakat terhadap bahaya Hepatitis B dan pentingnya vaksinasi masih rendah. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan angka kematian akibat penyakit liver tertinggi keempat di Asia Tenggara.
Melihat kenyataan ini, tiga remaja asal Tangerang Selatan, yaitu Naila Aulita Alqubra Sinapoy, Nabilla Alika, dan Faizal Riyanto, mengambil langkah nyata lewat gerakan bernama Healthbox.
Organisasi nirlaba ini mereka dirikan sebagai wujud kepedulian terhadap kesenjangan akses kesehatan, khususnya di kalangan anak-anak prasejahtera. "Awalnya, kami hanya membagikan medical kit berisi obat generik dan alat P3K ke komunitas yang membutuhkan," ujar Naila Aulita kepada Health Liputan6.com pada Kamis, 10 Juli 2025.
Namun seiring dukungan masyarakat dan keberhasilan penggalangan dana, cakupan program Healthbox semakin luas.
Gelar Vaksinasi Hepatitis B Gratis untuk Pelajar
Pada 23 April 2025, mereka bekerja sama dengan In-Harmony Clinic menggelar vaksinasi Hepatitis B gratis untuk 50 anak usia 7 s.d 12 tahun dari keluarga prasejahtera.
Kegiatan ini tidak hanya menyasar pemberian vaksin, tapi juga edukasi tentang pentingnya imunisasi sejak dini. "Meski idealnya vaksin Hepatitis B diberikan dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir, masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan vaksin karena orang tuanya kurang informasi," kata Naila.
Dia menambahkan bahwa sasaran mereka adalah anak-anak dan remaja sebagai bagian dari upaya pencegahan dini dan pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity).
"Kami ingin menegaskan bahwa vaksin bukanlah senjata yang berbahaya, melainkan perlindungan terbaik yang bisa diberikan untuk masa depan yang lebih sehat," tambahnya.
Selain vaksinasi, Healthbox juga mengadakan program pemeriksaan gigi gratis serta kampanye hidup sehat di lingkungan sekolah dan komunitas lokal.
Menurut Naila, pencegahan penyakit tidak bisa hanya mengandalkan vaksin saja. "Menjaga pola makan sehat, mencukupi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting agar tidak mudah tertular penyakit," ujarnya.
Gerakan Healthbox ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3: Good Health and Well-Being.
Ketiganya berharap aksi ini bisa menjadi contoh bahwa remaja pun bisa memberikan kontribusi nyata dalam bidang kesehatan masyarakat.
Profil Pendiri Healthbox
Prestasi Naila tidak berhenti di situ. Remaja 16 tahun ini juga dikenal sebagai anggota Paskibraka Nasional 2023 mewakili Provinsi Banten.
Selama pelatihan di Cibubur, Jakarta Timur, Naila dipercaya sebagai Baki Cadangan, posisi prestisius yang menunjukkan dedikasi dan disiplin tinggi.
Tak hanya aktif di kegiatan sosial dan nasional, Naila juga menguasai lima bahasa asing, yaitu Inggris, Jepang, Jerman, dan sedang mempelajari bahasa Korea.
Pengalamannya tinggal di berbagai negara karena pekerjaan orang tuanya membuatnya terbiasa beradaptasi dengan cepat.
Naila pun bercita-cita untuk menjadi diplomat atau bekerja di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Saat ini saya tengah mempersiapkan diri untuk kuliah di Manchester Metropolitan University jurusan “Biomedical Science” ," katanya.
Sementara itu, dua rekannya juga tidak kalah inspiratif. Nabilla Alika akan melanjutkan studi di Manchester Metropolitan University dengan jurusan Biomedical Science. Sedangkan Faizal Riyanto memilih Psikologi di Universitas Paramadina.
"Melalui program ini, kami ingin menormalkan budaya vaksinasi sejak usia dini dan membuktikan bahwa akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adalah hak setiap warga negara," pungkas Naila.