Liputan6.com, Jakarta Makanan yang dikonsumsi bisa memengaruhi suasana hati dan kejernihan piiran. Beberapa jenis makanan terbukti bisa membantu menstabilkan emosi, mengurangi rasa cemas, bahkan menjaga kesehatan mental secara keseluruhan.
Dalam banyak studi, disebutkan orang yang jalani diet yang mengonsumsi makanan utuh seperti diet Mediterania maupun yang mengonsumsi banyak buah dan sayur cenderung tidak mengalami gejala depresi atau kecemasan selama beberapa tahun.
Berbeda dengan sebagian besar mengonsumsi makanan ultraprose seperti camilan kemasan dan makanan beku), memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kedua kondisi tersebut.
Beberapa uji coba kecil bahkan menunjukkan bahwa mengikuti diet Mediterania selama beberapa minggu dapat meringankan keparahan gejala depresi pada orang yang sudah mengalaminya.
Profesor dari Cumming School of Medicine, University of Calgary, Bony J Kaplan mengatakan hal tersebut bisa terjadi karena vitamin dan mineral dalam makanan utuh dapat meningkatkan reaksi di otak Anda yang memengaruhi perasaan yang menghasilkan neurotransmiter seperti dopamin (yang mendorong penghargaan dan motivasi), serotonin (yang mengatur suasana hati), dan GABA (yang meningkatkan ketenangan).
"Selain itu, makanan yang Anda konsumsi dapat memengaruhi tingkat peradangan dalam tubuh Anda, yang jika dibiarkan, dapat menyebabkan depresi dan kecemasan," kata Bony.
Berikut daftar makanan yang mendukung Kesehatan mental untuk jangka panjang seperti mengutip Self, Senin, 28 Juli 2025.
Sayuran Hijau
Sayuran hijau serta sumber vitamin B lainnya seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian baik untuk Kesehatan otak.
Direktur Psikiatri Nutrisi RS Massachusetts, Uma Naidoo mengungkapkan bahwa vitamin B memiliki manfaat pada otak.
Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, dan arugula mengandung beberapa vitamin B, termasuk banyak vitamin B9 (folat) serta B1, B2, dan B6.
"Baik B9 maupun B6 membantu memicu produksi neurotransmiter serotonin dan dopamin yang bermanfaat. B1 dan B2 juga membantu memastikan otak memiliki energi yang cukup untuk berfungsi secara optimal," kata Uma.