Masyarakat Adat Marind-Anim Laporkan Perampasan Tanah PSN Merauke ke Pelapor Khusus PBB

1 month ago 22
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Yasinta Moiwend, masyarakat adat dari suku Marind, mengadu langsung kepada Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak-Hak Masyarakat Adat, Albert Kwokwo Barume, ihwal perampasan tanah akibat proyek strategis nasional (PSN). Mama Yasinta—begitu Yasinta biasa disapa—hadir dalam kunjungan informal pelapor khusus PBB di Jayapura, Provinsi Papua, pada 4 hingga 5 Juli 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yasinta telah menyuarakan penolakan proyek food estate di Merauke, Papua Selatan, sejak 2024. Menurut kesaksian Yasinta, PSN telah merampas wilayah adat warisan leluhur masyarakat Papua.

“Tanah yang digusur itu ibu kami. Tuhan sudah sediakan tanah untuk kami makan dan minum dari tanah itu,” ucap Yasinta kepada Barume, di Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, pada Jumat, 4 Juli 2025. "Kami lahir, kami menginjakkan kaki di tanah itu, kami mengolah tanah untuk dapat makan dan minum dari sana."

Namun, rawa-rawa untuk mencari makan itu kini sudah digusur habis. Berdasarkan laporan Tempo berjudul “Masyarakat Adat Marind-Anim Papua: Gerilya Menentang Proyek Food Estate Merauke”, hutan rawa sekitar 7 kilometer di arah barat rumah Yasinta, di Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, dibabat untuk penyiapan lahan cetak sawah Merauke.

Padahal tanah, bagi Yasinta, adalah sumber kehidupan. “Tanah adalah rekening kami. Tanah adalah bank kami. Kalau tanah itu sudah tidak ada, kami mau makan apa?” tutur dia. “Pemerintah Indonesia melakukan kejahatan untuk orang Papua, dari Sorong sampai Merauke,” ujar Yasinta kemudian.

Yasinta pun mengkhawatirkan kelangsungan hidup masyarakat Papua. Ia menilai perampasan lahan adat demi PSN bisa mengancam kehidupan generasi-generasi selanjutnya.

Sebab hasil dari tanah dan hutan seharusnya dipakai untuk membiayai kehidupan, termasuk kepentingan pendidikan bagi anak-anak mereka. Yasinta berharap kehadiran Barume bisa menjadi jawaban dari permasalahan yang dihadapi masyarakat adat Papua.

Albert Kwokwo Barume, pelapor khusus PBB untuk isu masyarakat adat, melawat ke Jayapura, Provinsi Papua, pada 4 hingga 5 Juli 2025. Dalam pertemuan dua hari yang difasilitasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ini, Barume menampung dan mencatat keluh kesah masyarakat adat Papua yang terdampak proyek strategis nasional.

Sebagai pelapor khusus, dia bisa melakukan kunjungan resmi (official visit) dan tidak resmi (unofficial visit). Lawatan ke Papua ini merupakan kunjungan tak resmi yang disebut juga sebagai “kunjungan akademik”. Perbedaan dari kedua jenis kunjungan tersebut, ia menuturkan, adalah bila berkunjung tanpa adanya undangan resmi dari pemerintah negara yang bersangkutan, maka yang bisa ia lakukan selama kunjungan itu cukup terbatas. 

“Hal yang berbeda adalah ketika Anda melawat ke negara tanpa pemerintah menerima Anda, ada hal yang tidak bisa Anda katakan dan ada hal yang tidak bisa Anda lakukan,” ucap Barume di hadapan masyarakat adat Orang Asli Papua (OAP), di Jayapura, Papua, pada Jumat, 4 Juli 2025. 

“Tapi saya bisa mendengar saya bisa melihat, dan saya pikir itu cukup,” kata dia kemudian. 

Pada unofficial visit seperti ini, Barume tidak dapat memberikan komentar atas situasi negara. Artinya, dia memiliki keleluasaan untuk melihat kondisi dan mendengar pengalaman masyarakat adat, tetapi tidak untuk melakukan penilaian terhadap pemerintah. 

Albert pun mendorong masyarakat adat yang hadir untuk bicara dengan dirinya mengenai kondisi yang selama ini mereka alami. “Jika Anda bertanya tentang Indonesia, saya tidak akan dapat menjawab. Tetapi Anda dapat mengatakan apa saja karena Anda lebih bebas daripada saya,” kata dia. 

Read Entire Article