
PEMERINTAH Kabupaten Cirebon akan mempertahankan lahan pertanian produktif sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menjelaskan Pemkab Cirebon akan tetap mempertahankan daerah mereka sebagai salah satu lumbung pertanian di Jawa Barat untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satunya dengan menetapkan lahan pertanian abadi.
Melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 32 tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Pemkab Cirebon telah menetapkan bahwa luas lahan sawah padi yang harus dilindungi mencapai 44 ribu hektare.
“Keberadaan regulasi ini menjadi kunci keberlanjutan sektor pertanian di tengah tekanan urbanisasi dan pembangunan infrastruktur non-pertanian. Kalau lahan produktif tidak dijaga, maka program ketahanan pangan dan peningkatan produksi akan sulit tercapai," paparnya, Selasa (12/8).
Selain menjaga lahan pertanian abadi, Pemkab Cirebon juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp19 miliar khusus untuk pembangunan infrastruktur pertanian dan pemberian bantuan langsung kepada kelompok tani.
Dana tersebut diarahkan untuk kegiatan yang langsung menyentuh petani, seperti pembangunan jalan usaha tani, perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi perdesaan, distribusi pupuk bersubsidi, serta program swakelola bersama kelompok tani.
“Langkah tersebut diambil untuk menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tutur Deni.
Dia menambahkan selain anggaran dari APBD, pihaknya juga telah menerima bantuan dari Kementerian Pertanian. Bantuan tersebut mencakup penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), pembangunan irigasi perpipaan, jaringan usaha tani, hingga pembuatan sumur air tanah dalam.
“Bantuan dari pemerintah pusat ini melengkapi intervensi di sektor pertanian yang sudah dilakukan pemerintah daerah,” tuturnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon juga mengerahkan tenaga penyuluh yang tersebar di seluruh 40 kecamatan. Mereka bertugas mendampingi petani dalam berbagai aspek, mulai dari penentuan pola tanam, pembukaan lahan baru, hingga pembimbingan teknik budi daya.
“Pendampingan ini penting agar petani tidak hanya mendapat bantuan fisik, tapi juga pengetahuan dan strategi agar hasil panen bisa optimal,” tutur Deni.
Sinergi antara infrastruktur, regulasi, dan pembinaan lapangan diyakini akan menjaga stabilitas produksi sepanjang tahun berjalan.