KontraS: Tim Supervisi DPR Bukan Jaminan Suara Korban HAM Terdengar dalam Penulisan Ulang Sejarah

1 month ago 27
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai pembentukan tim supervisi oleh DPR untuk mengawasi proyek penulisan ulang sejarah nasional tidak menjamin pengalaman korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terakomodasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi KontraS, yang jauh lebih penting dari keberadaan tim adalah komitmen negara terhadap keterbukaan dalam seluruh proses penulisan sejarah itu sendiri.

“Persoalannya bukan semata soal ada atau tidaknya tim supervisi. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana negara menunjukkan komitmen pada keterbukaan dalam agenda penulisan ulang sejarah itu sendiri,” ujar Ketua Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Jane Rosalina Rumpia, saat dihubungi pada Selasa, 8 Juli 2025.

Menurut Jane, tanpa transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik yang bermakna, sulit mempercayai bahwa hasil akhirnya akan mencerminkan kebenaran dan keadilan yang diharapkan rakyat.

“Bahkan sampai sekarang kita tidak tahu siapa saja tim penulis yang terlibat, bagaimana prosesnya, draft-nya, dan sebagainya. Apakah keberadaan tim ini justru akan melegitimasi proses yang eksklusif dan minim partisipasi publik?” kata Jane. Dia menyangsikan tim supervisi yang dibentuk oleh DPR hanya sekadar respons politik atas tekanan publik tanpa keinginan nyata membuka ruang dialog kritis tentang sejarah.

KontraS menekankan proses penulisan ulang sejarah seharusnya melibatkan korban, masyarakat sipil, dan sejarawan independen agar tidak berakhir sebagai narasi yang diglorifikasi oleh penguasa.

“Tanpa partisipasi korban, masyarakat sipil, sejarawan independen, dan publik secara luas, proses ini hanya akan menghasilkan sejarah versi penguasa dengan glorifikasi narasi kekuasaan,” ucap Jane. “Ini bukan hanya berisiko menyesatkan generasi muda, tetapi juga mengingkari hak-hak korban untuk mendapatkan pengakuan dan keadilan.”

Ia mengingatkan jika sejarah menyentuh luka kolektif bangsa, negara semestinya menjadikannya momentum untuk mengungkapkan kebenaran secara jujur, bukan sebagai sarana untuk melupakan atau menghapus jejak kejahatan masa lalu.

Proyek penulisan ulang sejarah yang digagas Kementerian Kebudayaan dengan target rampung Agustus 2025 dan dana sekitar Rp 9 miliar menuai sorotan sejak awal. KontraS mendesak agar proses tersebut dihentikan sementara dan dievaluasi menyeluruh, agar benar-benar menjamin keterlibatan bermakna para penyintas, ahli sejarah independen, dan publik luas.

Read Entire Article