Kepala BKKBN: Penggunaan Gawai Berlebih Jadi Ancaman Generasi Emas 2045

1 month ago 11
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

INFO NASIONAL – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, mengatakan bahwa remaja Indonesia kini memiliki ketergantungan berlebih pada handphone atau gawai. Menurutnya, penggunaan gawai yang terlalu masif di usia remaja dapat menjadikan generasi muda semakin rentan terhadap ancaman siber.

“Teknologi diciptakan untuk membantu, jangan sampai kita yang dikuasai teknologi, kita yang harus menguasai teknologi. Kalau nggak hati-hati, handphone bisa menjadi masalah baru,” ujarnya saat berdialog dengan para remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Saka Kencana, dan organisasi remaja lainnya, di Kabupaten Tangerang, pada Selasa, 8 Juni 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada banyak masalah yang dapat terjadi akibat penggunaan handphone yang berlebihan. Salah satunya terkait kasus pornografi anak di ruang anak. Mengacu dari survei National Center on Missing and Exploited Children (NCMEC), Indonesia saat ini menempati peringkat keempat secara global dan peringkat kedua di kawasan ASEAN dalam jumlah kasus pornografi anak di ruang digital.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI menciptakan regulasi untuk melindungi anak di ruang digital tanpa menghilangkan hak berekspresi dan mengakses informasi sesuai usia. Maka, lahirlah Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas). 

Regulasi ini mengatur platform digital untuk menyediakan fitur yang sesuai dengan usia dan tingkat risiko anak, serta mewajibkan anak-anak dan remaja untuk menyaring konten di ruang digital yang berpotensi membahayakan. Walau begitu, Wihaji optimis masyarakat Indonesia khususnya remaja memiliki prestasi yang luar biasa.

“Etos kerja masyarakat Indonesia itu bagus. Oleh karena itu, saya optimis, saya yakin karena ini yang kita punya. Saya ketemu teman-teman hari ini untuk memastikan setuju tidak setuju kalian lah yang akan meneruskan, kami yang ada di depan,” ujarnya.

Bila melihat angka dari 72 juta keluarga di Indonesia yang telah terdata oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dalam Pendataan keluarga, ada 36.601.145 yang memiliki anak remaja berumur 10-24 tahun. 

Menurut Wihaji, data tersebut penting karena remaja saat ini merupakan generasi yang akan menjadi Generasi Emas 2045. Seperti emas, kata dia, remaja Indonesia sedang ditempa agar bernilai tinggi.

“Mencari emas, susah. Cara mendapatkan emas tidak gampang, tapi kalo sudah jadi emas, ditempel di mana-mana laku. Remaja-remaja hari ini adalah bagian yang akan kita didik jadi emas. Teman-teman adalah bagian dari emas, makanya ditempa. Ada yang masuk ke GenRe, PIK-R, di dunia organisasi, profesi, ini baru terpaan kecil,” ujarnya.

Bonus Demografi Punya Tantangan

Meski bisa jadi peluang yang besar, Wihaji mengingatkan bahwa bonus demografi bukan semata-mata keuntungan otomatis yang bisa diraih tanpa usaha. Apabila tidak dikelola dengan baik, hal ini justru bisa menjadi boomerang dalam bentuk pengangguran, ketimpangan, dan kemiskinan usia lanjut. 

Data menunjukkan, hanya 54 persen perempuan yang bekerja di sektor formal. Selain itu, 19,8 persen anak Indonesia masih mengalami stunting akibat kekurangan gizi kronis. Tak hanya itu, tantangan juga datang dari aspek kualitas sumber daya manusia. Rata-rata angka lama sekolah di Indonesia masih setara jenjang SMP. Tanpa perubahan signifikan, hal ini berpotensi menimbulkan tsunami lansia miskin di masa depan.

Untuk mencegah hal itu terjadi di masa depan, maka indeks pembangunan manusia (IPM) harus benar-benar diperhatikan di tiap daerah yang ada di Indonesia. “Ukuran IPM itu ada tiga, yakni angka lama sekolah, angka harapan hidup, dan angka pendapatan per kapita,” kata Wihaji.

Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Dalam proses pengasuhan itu, peran ayah seringkali terlupakan. Padahal, riset menunjukkan  anak yang tumbuh tanpa keterlibatan ayah rentan mengalami hambatan perkembangan emosi, sosial, dan kognitif. “Rata-rata anak sekarang lebih asyik ngobrol dengan ibu. Hal ini membuat 20,9 persen anak tumbuh tanpa peran ayah yang aktif,” ujar Wihaji.

Ia juga menekankan bahwa keterlibatan ayah dalam keluarga bukan sekadar peran tambahan, melainkan bagian penting dalam menciptakan generasi emas yang sehat secara mental dan sosial. Untuk mengatasi masalah ini, Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) untuk meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja. 

Tiga Isu Penting Generasi Berencana

Sebagai bagian dari program pembangunan keluarga menuju Indonesia Emas 2045, Kemendukbangga/BKKBN menekankan pentingnya peran remaja dalam menentukan arah masa depan bangsa. Wihaji pun menyampaikan isu krusial yang harus dipahami dan dihindari sejak dini.

1. Pernikahan Dini

Para remaja didorong untuk tidak terburu-buru menikah sebelum usia matang. Pernikahan di usia yang terlalu muda dapat berisiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan anak serta potensi terjadinya stunting. Usia ideal pernikahan yang direkomendasikan Kemendukbangga/BKKBN adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

 2. Seks Bebas

Perilaku seks bebas membawa konsekuensi serius, mulai dari kehamilan yang tidak diinginkan, risiko infeksi menular seksual (IMS), hingga dampak sosial yang sulit diperbaiki. Oleh karena itu, edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) kini menjadi salah satu program prioritas.

 3. Penyalahgunaan Narkoba

Napza bukan hanya merusak fisik dan mental, tetapi juga masa depan. Oleh karena itu, para remaja diharapkan dapat menjauh dari penyalahgunaan zat adiktif dan menumbuhkan pola hidup sehat dan produktif.

Wihaji menyampaikan bahwa ketiga isu ini harus menjadi perhatian utama generasi muda agar mereka bisa tumbuh sebagai generasi tangguh. “Tiga hal itu saya minta ke teman-teman GenRe supaya bisa mengampanyekan ke teman-teman yang lain. Sebab, merekalah generasi masa depan yang akan membangun bangsa,” katanya.

Wihaji juga mengingatkan para remaja sebagai pemegang estafet masa depan Indonesia 2045 untuk terus yakin dan optimis dalam merencanakan dan menata kehidupan ke depan. “Kalian bukan cuma masa depan, tetapi kekuatan masa kini. Jangan hanya ngomong, tapi jadi contoh. Karena masa depan Indonesia ada di tangan kalian.” (*) 

Read Entire Article