Liputan6.com, Jakarta Indonesia menempati menempati peringkat tiga dunia dalam jumlah kasus baru kusta, dengan total 12.798 pada 2023. Sebenarnya, jika kusta bisa ditemukan cepat dan segera diobati, maka bisa mempercepat langkah eliminasi kusta pada 2030.
Mengenali ciri-ciri kusta merupakan langkah awal agar tidak ada lagi kasus ini dalam beberapa tahun mendatang. "Ciri-ciri kusta itu ada kayak panu (pada kulit) yang sudah diobati tapi enggak sembuh-sembuh. Saran saya kalau ada gejala seperti panu, putih, yang tidak teasa gatal segera ke puskesmas, segar diobati," kata Budi saat kunjungan ke Sampang, Madura belum lama ini.
Ciri-ciri lain kusta seperti mengutip keterangan Kemenkes RI yakni:
Tanda pada Kulit
- Kulit yang tidak berkeringat dan atau alis mata rontok
- Penebalan wajah dan cuping telinga
- Lepuh atau luka tidak nyeri pada tangan atau kaki
Tanda pada Saraf
- Nyeri pasa saraf tepi
- Kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau kelopak mata
- Disabilitas/deformitas tanpa riwayat kecelakaan
- Ulkus sulit sembuh
Menegakkan Diagnosis Kusta
Kusta disebabkan oleh kuman kusta bernama Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya.
Budi mengatakan penularan penularan kusta butuh waktu panjang. “Penularan kusta itu sangat sulit, prosesnya lama dan panjang, tidak seperti COVID. Walaupun memang bisa lewat sentuhan maupun lewat droplet,” katanya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kusta yang diobati segera bisa sembuh dan tidak menyebabkan kecacatan.
“Kalau sebelum enam bulan sudah diobati, tidak akan cacat tapi kalau tidak diobati bisa cacat," kata Budi dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya.
Budi mengatakan masyarakat tidak perlu merasa malu dengan kondisi ini. Ia menegaskan stigma yang terjadi di masyarakat bukanlah kebenaran mengenai penyakit kusta.
“Kusta ini bukan penyakit keturunan, bukan penyakit hukuman dari Tuhan. Ini penyakit yang bisa disembuhkan,” ungkapnya.
Pengobatan Kusta
Mengutip laman Kemenes RI, Kusta diobati menggunakan MDT (Multi Drug Therapy) sesuai rekomendasi WHO, berdasarkan klasifikasi kusta yaitu Pauci Baciller (PB) dan Multi Baciller), berdasarkan usia (Blister Dewasa untuk usia > 15 th dan Blister anak untuk usia 10 sampai < 15 tahun, usia < 10 th dihitung per kg BB)
PB
MDT PB (berisi Supervised Dose : Rifampisin dan Dapson, Dosis Harian untuk hari ke 2 -28: Dapson ) sebanyak 6 blister dalam waktu 6 -9 bulan
MB
MDT MB (berisi Supervised Dose : Rifampisin, Dapson dan Clofazimin, Dosis Harian untuk hari ke 2 -28 : Dapson dan Clofazimin) sebanyak 12 blister dalam waktu 12 -18 bulan