TEMPO.CO, Jakarta - Bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, mengatakan bahwa pembangunan 100 sekolah rakyat permanen yang berkapasitas sekitar 1.000 siswa per sekolah dan mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA siap dibangun pada September 2025, dengan target rampung Juni 2026.
“Yang sekarang ini adalah Sekolah Rakyat rintisan memanfaatkan fasilitas pemerintah pusat maupun daerah, dan sekarang memang terbatas jumlah rombongan belajarnya, ada yang dua sampai empat kelas. Tapi, nanti sekolah permanen bisa menampung jauh lebih banyak,” ujarnya yang usai menutup retret Kepala Sekolah Tahap Kedua di Gedung Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kementerian Sosial Margaguna, seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 5 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, 100 titik pertama sekolah rakyat sudah mencatat lebih dari 9.700 siswa, sedangkan tahap kedua ditargetkan dapat menampung sekitar 10.000 siswa. Pembangunan sekolah rakyat permanen ini juga akan dilengkapi dengan dapur, asrama, dan fasilitas pendukung lain yang sesuai standar nasional.
“Yang penting kita semua kolaborasi, tidak bisa dikerjakan sendiri. Kalau bersama, Insya Allah target ini bisa tercapai,” kata dia.
Rekrutmen guru akan dilakukan Badan Kepegawaian Negara (BKN) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) serta Kementerian Agama (Kemenag).
Dalam kesempatan yang sama, Saifullah mengumumkan sebanyak 1.469 guru telah dipersiapkan untuk mengajar di 100 titik Sekolah Rakyat tahap pertama yang mulai berjalan pada pertengahan Juli 2025. “Para guru ini sudah melalui proses seleksi, dan akan mendapatkan pembekalan sebagaimana yang diberikan kepada para kepala sekolah,” kata Saifullah.
Ia menjelaskan sebelum memulai proses belajar-mengajar, seluruh guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan siswa akan mengikuti matrikulasi atau masa pengenalan. Kegiatan ini direncanakan dimulai pada 14 Juli 2025.
Pada hari pertama, matrikulasi akan diawali dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG), bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan bagi siswa, guru, dan tenaga pendidik. “Hari berikutnya, akan ada berbagai kegiatan pembekalan dan orientasi agar seluruh unsur sekolah lebih siap menghadapi proses belajar-mengajar,” ujar Saifullah.
Selain siswa, para guru, kepala sekolah, hingga tenaga pendidik Sekolah Rakyat juga akan menempati asrama yang telah disiapkan. “Meskipun belum semua guru akan langsung tinggal di asrama, nantinya mereka akan bergantian selama 24 jam untuk memastikan pendampingan kepada para siswa berjalan optimal,” kata Mensos.
Sebagai informasi, program Sekolah Rakyat merupakan salah satu kebijakan yang digulirkan pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem di berbagai daerah di Indonesia yang terdaftar dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).