Kearney Indonesia meluncurkan kerangka delapan pilar pembangunan kota global guna mendukung strategi Jakarta masuk 20 besar kota dunia pada 2045.
15 Juli 2025 | 20.28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Firma konsultan manajemen global, Kearney Indonesia, mendorong percepatan transformasi kota-kota di Indonesia menjadi kota global yang kompetitif lewat peluncuran Global Cities Framework. Dalam media briefing di kantor Kearney Indonesia, Jakarta, pada Selasa, 15 Juli 2025, dua pembicara ahli menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong Jakarta masuk jajaran 20 kota terbaik dunia pada 2045.
Pilihan editor: Rokok Ilegal Makin Laris. Bagaimana Menanganinya?
Kerangka ini dirancang untuk meningkatkan kesiapan kota-kota menghadapi persaingan global, dengan acuan pada Global Cities Index (GCI) tahunan milik Kearney yang telah memeringkat kota-kota paling terkoneksi dan berpengaruh sejak 2008. Framework ini terdiri atas delapan pilar strategis pembangunan kota global, mencakup visi jangka panjang, penguatan ekonomi dan SDM, infrastruktur, hingga keberlanjutan dan tata kelola.
"Sekitar satu bulan yang lalu, Pak Gubernur meluncurkan Jakarta Global City Strategy. Ini adalah peta jalan yang sangat komprehensif, di mana Jakarta ingin masuk ke jajaran 20 kota terbaik dunia pada 2045, dan sebelumnya menargetkan posisi 50 besar dalam lima tahun ke depan," ujar Shirley Santoso, Partner dan Presiden Direktur Kearney Indonesia.
Menurut Shirley, transformasi menuju kota global bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi membutuhkan multi-stakeholder collaboration. "Tentunya strategi ini tidak hanya milik pemerintah. Dibutuhkan juga kolaborasi dan dukungan dari sektor swasta, akademisi, serta NGO," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rohit Sethi, Senior Principal Kearney Indonesia, menambahkan bahwa setiap kota harus merancang strategi berdasarkan potensi lokalnya. "Surabaya dan Bandung tidak bisa menyalin strategi Jakarta. Mereka harus menyusun strategi sendiri berdasarkan kekuatan dan visi masa depan mereka masing-masing," katanya.
Saat ini, berdasarkan pemeringkatan GCI 2024, Jakarta berada di posisi 74, stagnan dari tahun sebelumnya. Surabaya dan Bandung masing-masing berada di peringkat 148 dan 153. Menurut Rohit, peringkat Jakarta tidak turun karena stagnasi, melainkan karena kota-kota lain khususnya dari Tiongkok, mengalami percepatan pesat di sektor SDM, digitalisasi, dan pertukaran informasi.
Meski demikian, Jakarta dinilai tetap memiliki peran strategis sebagai pusat pertumbuhan. "Jakarta menyumbang 17 persen terhadap PDB nasional dan 6 persen terhadap PDB kawasan ASEAN," kata Rohit.
Delapan Pilar Global Cities Framework
Kearney menjelaskan bahwa delapan pilar utama Global Cities Framework menjadi fondasi penting untuk membangun kota yang tangguh dan kompetitif secara internasional. Berikut delapan pilar tersebut:
- Visi dan misi kota: perencanaan jangka panjang dan perumusan arah pembangunan.
- Bisnis dan ekonomi: pengembangan sektor industri, UMKM, dan kawasan pesisir seperti Jakarta Utara.
- Masyarakat dan tenaga kerja: penguatan SDM melalui pendidikan dan inklusi sosial.
- Pariwisata dan branding kota: penguatan identitas kota secara lokal dan global.
- Lingkungan dan keberlanjutan: ruang terbuka hijau, pengelolaan air, dan ketahanan bencana.
- Infrastruktur dan mobilitas: perluasan transportasi publik dan integrasi digital.
- Riset dan inovasi: pendanaan riset dan kolaborasi antar lembaga pengetahuan.
- Tata kelola dan pembiayaan: transparansi, regulasi, dan inovasi pembiayaan pembangunan.
Empat Tahap Strategi Menuju 2045
Transformasi Jakarta menuju kota global juga dirancang dalam empat fase strategis jangka panjang. Shirley menjelaskan bahwa tiap fase fokus pada pondasi yang berbeda:
- 2025–2030: Readiness & Foundation Building — memperbaiki tata kelola air, drainase, banjir, serta pemberdayaan UMKM dan sektor pendidikan.
- 2030–2035: Innovative & Inclusive Growth — memperkuat ekosistem teknologi, budaya, dan ekonomi kreatif.
- 2035–2040: Sustainable Transformation — menjadikan Jakarta kota yang bersih, hijau, dan efisien.
- 2040–2045: Global City Positioning — menempatkan Jakarta dalam 20 besar kota dunia dan sebagai pusat ekonomi Asia.
Pilihan editor: Mengapa Kuota Haji Tahun Depan Belum Juga Diumumkan?