Kata Kemenhan, Kemenlu, dan Kemenhum soal Satria Arta Kumbara yang Minta Dipulangkan dari Rusia

2 weeks ago 16
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kementarian angkat bicara soal desertir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Satria Arta Kumbara, yang meminta untuk dipulangkan ke Indonesia. Tentara bayaran Rusia itu juga meminta kepada pemerintah untuk mengembalikan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia.

Menanggapi permintaan tersebut, Kementerian Pertahanan mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak mengikuti jejak Satria untuk bergabung sebagai tentara bayaran dan berperang di luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita berharap ya untuk seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati ketika memang ada tawaran-tawaran untuk bergabung karena ada konsekuensi - konsekuensi hukum, juga secara administratif," kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang seperti dilansir Antara, Selasa, 22 Juli 2025.

Frega menjelaskan bahwa keputusan Satria untuk bergabung dalam peperangan di negara lain mengakibatkan konsekuensi serius, yakni dikeluarkan dari dinas militer TNI. Selain itu, tindakan tersebut membuat Satria kehilangan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia.

Menanggapi permintaan Satria untuk kembali memperoleh kewarganegaraan Indonesia, Frega menyatakan tidak ingin berkomentar lebih lanjut. "Kami menyerahkan kepada Kementerian Luar Negeri nanti yang mengkomunikasikan," ujarnya.

Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa mereka terus memantau keberadaan Satria Arta Kumbara melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow dan masih menjalin komunikasi dengannya.

“Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow tetap memantau keberadaan dan melakukan komunikasi dengan yang bersangkutan,” kata juru bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, kepada Tempo, Selasa, 22 Juli 2025. Namun Rolliansyah menegaskan bahwa penentuan status kewarganegaraan berada di bawah kewenangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menegaskan bahwa seseorang akan otomatis kehilangan kewarganegaraan Indonesia apabila terbukti menjadi tentara di negara lain.

“Saya tegaskan, tidak ada proses pencabutan kewarganegaraan Satria Arta Kumbara menjadi WNI, tapi yang bersangkutan kehilangan kewarganegaraan secara otomatis jika terbukti menjadi tentara asing karena sudah melanggar UU Kewarganegaraan RI,” kata dia dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Rabu, 23 Juli 2025.

Sebelumnya, Satria Arta Kumbara meminta dipulangkan dari pekerjaannya sebagai tentara bayaran Rusia. Permintaan itu disampaikan satria dalam unggahan sebuah video melalui akun TikTok miliknya, @zstorm689. 

Dalam video tersebut, ia memohon pertolongan kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono agar membantunya kembali ke Indonesia.

Mantan prajurit marinir TNI AL itu juga meminta bantuan pemerintah untuk mengembalikan status kewarganegaraannya. Ia mengungkapkan bahwa status sebagai Warga Negara Indonesia telah dicabut setelah dirinya menandatangani kontrak kerja dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

Satria menegaskan bahwa hanya pemerintah Indonesia yang memiliki kewenangan untuk membantunya mengakhiri kontrak militer tersebut. "Saya memohon kebesaran hati Bapak Presiden Prabowo, Bapak Wakil Presiden Gibran, Bapak Menlu Sugiono untuk membantu mengakhiri kontrak tersebut," ujarnya dalam video yang dikutip pada Selasa, 22 Juli 2025.

Ia juga menyampaikan bahwa kontrak kerja dengan militer Rusia tidak sebanding dengan kehilangan status kewarganegaraan Indonesia. Menurutnya, menjadi WNI memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan menjadi tentara kontrak di negara lain.

Satria mengaku tidak mengetahui bahwa tindakannya bergabung dengan tentara Rusia melanggar peraturan yang bisa berujung pada pencabutan kewarganegaraan. Ia menuturkan bahwa keputusannya menjadi tentara kontrak semata-mata untuk mencari penghidupan. "Saya tidak pernah mengkhianati negara sama sekali," ujarnya.

Novali Panji dan Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article