Liputan6.com, Jakarta - Penyakit hantavirus mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, baru-baru ini pejabat kesehatan di Amerika Serikat melaporkan adanya peningkatan kasus penyakit langka namun serius ini.
Peningkatan kasus terjadi hanya empat bulan setelah kabar meninggalnya pianis konser Betsy Arakawa, istri aktor Gene Hackman, karena penyakit virus hanta. Seorang karyawan Taman Nasional Grand Canyon juga dilaporkan terpapar hantavirus, menjadi kasus kelima yang tercatat di Arizona pada tahun ini.
Tidak hanya di Arizona, seorang wanita lanjut usia di Douglas County, Nevada, juga harus dirawat di rumah sakit bulan lalu karena terinfeksi hantavirus. Padahal daerah ini terakhir mencatat kasus serupa empat tahun lalu.
Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat ada 864 kasus hantavirus di Amerika Serikat antara tahun 1993 hingga 2022. Adapun negara bagian dengan jumlah kasus terbanyak adalah New Mexico dengan 122 kasus, diikuti Colorado sebanyak 119 kasus.
"Dugaan paparan berasal dari inhalasi atau kontak langsung dengan kotoran tikus, urin, atau bahan bersarang yang terganggu selama renovasi rumah tangga pada minggu-minggu sebelum timbulnya gejala," ujar Dustin Boothe, Direktur Epidemiologi Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Carson City, kepada media setempat.
Para peneliti Virginia Tech baru-baru ini mengidentifikasi 15 spesies hewan pengerat sebagai pembawa virus.
Temuan mereka dipublikasikan pada bulan Maret di jurnal Ecosphere.
“Proyek ini tepat waktu karena hantavirus dianggap sebagai penyakit baru yang berpotensi menjadi pandemi dengan gejala yang menyerupai infeksi COVID-19 yang parah,” kata Paanwaris Paansri, peneliti Virginia Tech, yang baru-baru ini mengidentifikasi 15 spesies hewan pengerat sebagai pembawa potensial hantavirus, dilansir New York Post.
Bagaimana Penularan Hantavirus Terjadi?
Berbeda dengan banyak penyakit menular lain, hantavirus tidak ditularkan dari manusia ke manusia. Penularan terjadi melalui kontak dengan hewan pengerat yang terinfeksi. Manusia bisa terpapar jika menghirup partikel dari kotoran, urine, atau sarang hewan pengerat tersebut. Gigitan atau cakaran juga bisa menjadi jalur penularan, begitu pula dengan konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi.
Di Amerika Serikat, tikus rusa menjadi pembawa hantavirus yang paling umum. Namun, tikus padi dan tikus kapas juga diketahui terdampak di wilayah Tenggara, sedangkan tikus berkaki putih sering ditemukan di wilayah Timur Laut. Temuan ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap risiko penularan dari lingkungan sekitar.
Sarang tikus atau bangkai hewan pengerat yang ditemukan di area rumah pun bisa menjadi sumber penularan serius. Kasus Betsy Arakawa misalnya, menjadi contoh nyata betapa bahayanya virus ini jika lingkungan sekitar tidak bersih dari jejak hewan pengerat.
Gejala Awal yang Harus Diwaspadai
Hantavirus sering kali diawali dengan gejala mirip flu, sehingga kerap diabaikan oleh banyak orang. Penderita biasanya mengalami demam, kelelahan ekstrem, dan nyeri otot, terutama di punggung, pinggul, dan paha. Jika tidak ditangani dengan cepat, gejala dapat berkembang menjadi gangguan pernapasan parah.
Pasien dapat mengalami batuk, sesak napas, dan penumpukan cairan di paru-paru, kondisi yang bisa memburuk dengan cepat. Data menunjukkan, tingkat kematian pada infeksi hantavirus bisa mencapai hampir 40% dari total kasus.
“Penyakit ini bisa berkembang cepat. Gejala awalnya ringan tapi bisa mematikan dalam hitungan hari jika pasien tidak segera mendapatkan perawatan suportif,” ujar seorang pejabat kesehatan masyarakat Mammoth Lakes di California, yang daerahnya sempat diguncang kematian tiga warganya akibat hantavirus.
Perawatan Hantavirus: Fokus pada Dukungan Medis
Sayangnya, hingga kini belum ada obat khusus untuk mengobati hantavirus. Perawatan hanya berfokus pada perawatan suportif untuk membantu tubuh pasien melawan virus. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting agar pasien tidak mengalami komplikasi paru yang fatal.
Tim medis biasanya akan memberikan bantuan pernapasan, pemantauan ketat, dan perawatan intensif jika pasien menunjukkan gejala pneumonia berat. Karena itu, deteksi dini menjadi kunci utama untuk memperbesar peluang kesembuhan.
Langkah Perlindungan: Jangan Abaikan Kebersihan Rumah
Dengan tidak adanya obat khusus, pencegahan menjadi cara terbaik untuk terhindar dari hantavirus. Petugas kesehatan di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California, baru-baru ini membagikan tips praktis agar masyarakat terhindar dari paparan hantavirus:
- Jangan ganggu sarang atau habitat hewan pengerat di sekitar rumah.
- Tutup rapat lubang atau celah di rumah agar tikus tidak mudah masuk.
- Jaga kebersihan area sekitar rumah, potong rumput dan bersihkan tumpukan sampah.
- Simpan makanan dalam wadah kedap udara agar aman dari tikus.
- Gunakan sarung tangan saat membersihkan kotoran tikus, semprot desinfektan, beri ventilasi cukup, dan cuci tangan setelahnya.
Kewaspadaan dimulai dari rumah. Dengan lingkungan bersih dan perilaku hidup sehat, risiko tertular hantavirus bisa diminimalkan. Mengingat fatalitasnya tinggi, jangan pernah remehkan keberadaan hewan pengerat di sekitar tempat tinggal Anda.