JPPI Nilai Dedi Mulyadi Gagal Menangani Masalah Krisis Pendidikan di Jawa Barat

2 weeks ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyampaikan keprihatinan terhadap situasi pendidikan di Jawa Barat yang dinilai terus memburuk akibat pendekatan kebijakan sepihak di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JPPI menilai Pemprov Jawa Barat gagal menjawab lima masalah utama yang dinilainya sudah mencapai krisis pendidikan. “Ini bukan sekadar angka, ini tragedi pendidikan yang kompleks dan mendalam. Yang makin memperparah adalah ego ‘superman’ Pemprov yang merasa bisa menyelesaikan semua masalah sendiri,” ujar Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Kamis, 24 Juli 2025.

Lima anomali krisis pendidikan yang dipetakan JPPI antara lain seperti jumlah anak tidak sekolah (ATS) di Jawa Barat tertinggi se-nasional. Ubaid mengungkapkan angkanya mencapai 616.080 anak. Angka tersebut jauh melampaui Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Masalah lainnya seperti kekerasan di lingkungan pendidikan, termasuk kekerasan seksual dan perundungan, yang menempatkan Jawa Barat di tiga besar secara nasional.

Belum lagi masalah tawuran pelajar yang masih merajalela. Ubaid mengatakan tercatat setidaknya terjadi tawuran pelajar di 41 desa/kelurahan. “Ini bukan lagi kenakalan remaja biasa. Ini mencerminkan kegagalan pendidikan karakter dan intervensi sosial yang dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata Ubaid.

Kasus intoleransi tertinggi di sekolah, mulai dari persekusi hingga ujaran kebencian terhadap pelajar minoritas juga marak di Jawa Barat. Ia menyebut JPPI menemukan sejumlah kasus persekusi pelajar yang beda keyakinan, ujaran kebencian hingga intimidasi, dan stigmatisasi. “Ini merupakan pukulan telak bagi semangat Bhinneka Tunggal Ika dan keragaman yang seharusnya dijunjung tinggi di institusi pendidikan,” ujarnya.

Ubaid turut mengungkapkan marak pula skandal penahanan ijazah di Jawa Barat. Setidaknya lembaganya menerima 612 pengaduan aktif ihwal penahanan ijazah tersebut. Hingga kini, kasus penahanan ijazah itu juga masih belum terselesaikan. Janji Pemprov Jabar membayar uang tebusan ke sekolah swasta yang belum ditepati.

JPPI menyebut sebagian krisis ini memang merupakan warisan dari masa lalu, namun kini semakin akut akibat sikap Pemprov Jawa Barat yang dianggap tidak inklusif dan minim keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan. “Ini bukan kebijakan pribadi gubernur atau kepala dinas, ini kebijakan publik yang harus partisipatif!” tegas Ubaid.

JPPI meminta agar ada evaluasi total dari cara Pemprov Jabar menyelesaikan masalah pendidikan. Dia menyarankan untuk melakukan empat langkah strategis untuk mengatasi krisis pendidikan yakni:

1. Hentikan pendekatan "jalan sendiri". Pemerintah daerah diminta mengakui pentingnya kolaborasi lintas sektor, bukan hanya birokrasi internal.

2. Perluas ruang partisipasi publik. Kebijakan harus dikawal bersama masyarakat sipil, praktisi pendidikan, akademisi, orang tua, dan peserta didik.

3. Terbuka terhadap kritik. JPPI menilai kecenderungan anti-kritik yang mengedepankan pembungkaman dan pengerahan buzzer digital justru kontraproduktif.

4. Intervensi dari Kemendikdasmen untuk menegur dan mengawasi kebijakan Pemprov Jabar agar tetap sejalan dengan arah pendidikan nasional.

JPPI menekankan kualitas pendidikan hanya bisa dicapai jika ada evaluasi menyeluruh, akuntabilitas yang ditegakkan, serta komitmen terhadap tata kelola yang terbuka dan partisipatif. Ubaid mengingatkan apabila pemprov terus menutup telinga dan mata terhadap realitas di lapangan, maka anak-anak dan masa depan Jawa Barat yang menjadi korban.

Read Entire Article