Liputan6.com, Jakarta Radang usus buntu mungkin dianggap sebagai gangguan kesehatan biasa, karena penyakit ini bukanlah hal yang asing di telinga masyarakat. Sebenarnya usus buntu dapat menjadi kondisi yang lebih serius, usus bisa pecah dan mengancam nyawa bila terus diabaikan.
Gejala awal usus buntu kerap tidak disadari dan cenderung diremehkan, sebab gejalanya hampir mirip dengan kondisi sakit perut biasa.
Hal tersebut yang membuat banyak orang gagal mendapatkan pertolongan medis pada awal gejala, sehingga keadaan ini sering disadari ketika kondisinya telah parah.
“Jika (radang usus buntu) tidak obati, usus buntu anda bisa pecah, yang dapat mengancam jiwa,” kata Jennifer Caudle, seorang dokter keluarga bersertifikat.
Tidak semua kondisi radang usus buntu dapat berakhir dengan usus pecah, menurut National Institutes of Health (NIH) usus buntu dapat pecah apabila radang usus buntu ini tidak diobati. Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti infeksi yang menyebar ke sekitar perut.
Penyakit radang usus buntu sendiri lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita, serta biasanya terjadi pada usia remaja dan 20-an. Tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit ini akan menyerang segala kelompok usia, termasuk lansia.
Berikut adalah 5 gejala radang usus buntu yang tidak boleh diabaikan dilansir dari situs Prevention:
1. Nyeri Perut Hebat Sisi Kanan Bawah
Di Amerika Serikat, radang usus buntu merupakan penyebab paling umum dari nyeri perut akut yang memerlukan pembedahan. Sebanyak 5 hingga 9 dari 100 orang mengalami radang usus buntu di beberapa titik.
Claudle mengatakan, radang usus buntu seringkali menimbulkan nyeri yang hebat di bagian sisi kanan bawah perut. Kamu perlu segera menghubungi dokter dan mendapatkan penanganan lebih lanjut untuk mencegah komplikasi yang lebih parah, apabila telah mengalami gejala tersebut.
Profesor madya di Fakultas Kedokteran, Universitas Maryland, Dan Gingold menjelaskan, beberapa pasien radang usus buntu akan mengalami gejala ketidaknyamanan yang berbeda. Gejala ini dapat berupa sakit ketika berjalan, batuk, atau melewati polisi tidur ketika berkendara.
Kondisi bisa terjadi ketika dinding perut mengalami peradangan dan mungkin usus buntu telah pecah atau hampir pecah. Sehingga ketika merasakan gejala ini, perlu segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapati penanganan yang tepat.
2. Mual, Muntah, atau Kehilangan Nafsu Makan
Mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan dapat menjadi pertanda tubuh sedang melawan sakit di bagian perut. Namun, jika gejala tersebut diiringi dengan gejala lainnya seperti nyeri parah di bagian perut, gejala itu dapat menandakan adanya radang usus buntu.
Menurut Caudle, radang usus buntu dapat memengaruhi sistem saraf sehingga menyebabkan rasa mual dan muntah.
Kondisi ini tidak dapat dianggap remeh, apabila gejala-gejala ini terasa, perlu untuk segera menemui dokter.
“Peradangan usus buntu terkadang memengaruhi bagian lain dari saluran pencernaan dan sistem saraf, serta menyebabkan mual dan muntah,” kata Caudle.
3. Sering Buang Air Kecil
Sering buang air kecil daripada biasanya bisa jadi pertanda adanya kondisi radang usus buntu. Menurut Cedrek McFadden, seorang ahli bedah kolorektal bersertifikat, pada beberapa orang, usus butuk akan berletak di bagian bawah panggul dekat dengan kandung kemih.
Ketika kandung kemih bersentuhan dengan usus buntu yang telah meradang, kandung kemih bisa terkena iritasi dan akibatnya rasa ingin buang air kecil muncul secara terus-menerus. Selain itu, ketika buang air kecil mungkin akan terasa sakit.
Gejala ini tentu saja dapat menjadi pertanda adanya infeksi saluran kemih (ISK), bukan hanya tanda adanya peradangan usus buntu. Namun, jika disertai dengan gejala lain usus buntu, ini perlu diperiksakan ke dokter.
4. Demam dan Menggigil
Jika tubuh mengalami demam dan menggigil, tubuh kemungkinan mengalami suatu peradangan. Menurut McFadden, tubuh akan merespons peradangan dengan melepaskan beberapa zat kimia untuk mengaktifkan alarm dan mendatangkan sel-sel imun ke area tersebut.
“(Hal ini) dapat bermanifestasi sebagai nyeri lokal, serta gejala di seluruh tubuh seperti demam dan menggigil,” kata McFadden.
Hal yang harus dilakukan ketika gejala ini terjadi adalah memantau suhu tubuh, serta memerhatikan apakan ada gejala-gejala lain yang muncul. Setelah itu, cobalah untuk meneliti nyeri lokal yang di alami, apabila muncul nyeri di perut atau demam yang memburuk, segera periksakan diri ke dokter.
5. Kebingungan
Rasa lelah ketika sakit adalah sesuatu yang normal. Namun, jika disertai dengan rasa bingung, disorientasi, atau “rasa tidak enak badan”, bisa jadi tubuh tengah mengalami infeksi serius, seperti sepsis.
Menurut National Library of Medicine (NLM), sepsis terjadi ketika infeksi di satu bagian tubuh, dalam hal ini adalah usus buntu menyebar ke bagian tubuh lainnya, dan ini dapat berakibat fatal.
Menurut Gingold, mengalami kabut otak dan kebingungan buka berarti pertanda infeksi telah menyebar ke otak, tetapi ini merupakan tanda infeksi telah lebih parah.
“Dan (Anda) menghabiskan banyak sumber daya tubuh, termasuk oksigen, sehingga otak tidak dapat cukup oksigen, dan tidak berfungsi normal,” kata Gingold.
Hal yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi kesehatan diri adalah percaya pada insting, semakin cepat mendapatkan pertolongan semakin baik untuk menyembuhkan penyakit lebih awal.