INFO NASIONAL - Jalan-jalan utama Jakarta menjadi lautan manusia pada Ahad pagi, 29 Juni 2025. Sebanyak 31 ribu pelari dari 51 negara ambil bagian dalam ajang BTN Jakarta International Marathon atau JAKIM 2025. Dari pelari profesional, amatir, hingga penggemar cosplay, berbaur dalam euforia olahraga jalan raya yang berlangsung meriah.
Ajang yang menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-498 Kota Jakarta itu kembali mencatat sejarah. Tak hanya dari segi jumlah peserta, tapi juga dampak ekonominya. “Ini bukti bahwa Jakarta mampu menjadi tuan rumah event internasional yang berkelas,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, gelaran ini bukan sekadar olahraga. Tetapi sebagai pintu masuk Jakarta menuju industri pariwisata olahraga (sport tourism) yang berkelanjutan. “Sport tourism menjadi salah satu strategi penting menggerakkan ekonomi kota,” ucapnya.
Efeknya langsung terasa. Hotel-hotel di sekitar rute lomba—dari Kuningan, Sudirman, hingga Menteng—kebanjiran tamu. Banyak peserta datang membawa serta keluarga dan teman. Data dari Jakarta Hotel Association (JHA) mencatat okupansi hotel di kawasan strategis itu melonjak tajam sejak sehari sebelum acara.
Hotel Millennium Sirih Jakarta mencatat tingkat hunian nyaris penuh: 99,25 persen. Sari Pacific Jakarta menyusul dengan okupansi 99 persen. Hotel lain seperti Westin Jakarta dan DoubleTree by Hilton bahkan sempat penuh di atas 90 persen sejak Sabtu, 28 Juni.
“Peserta datang bukan hanya dari Jakarta, tapi juga dari berbagai kota dan mancanegara,” kata Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu. “Mereka ikut menggerakkan transaksi ekonomi, dari hotel, kuliner, transportasi, hingga pusat belanja.”
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu dan Pelari Bona Pasogit Rumapea dalam BTN Jakarta International Marathon (JAKIM) 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 29 Juni 2025. TEMPO/Abdul Karim
Menurut perhitungan JHA, total pendapatan hotel hanya dalam dua hari—28 dan 29 Juni—mencapai lebih dari Rp 11,8 miliar. Hari pertama tercatat sebesar Rp 7,19 miliar, disusul Rp 4,61 miliar pada hari kedua. Sebagian besar tamu menginap singkat, memperkuat asumsi bahwa kedatangan mereka berkaitan langsung dengan event tersebut.
Keberhasilan penyelenggaraan ajang berskala global ini menunjukkan kemampuan Jakarta dalam mengelola akomodasi, akan memperkuat citra kota sebagai destinasi MICE dan pariwisata yang kompeten dan ramah bagi pengunjung internasional. JAKIM terbukti mampu menciptakan efek ekonomi berganda atau multiplier effect economy.
Tak ayal, Wakil Gubernur Rano Karno yang hadir langsung di garis finis Gelora Bung Karno Senayan, menyebut Pemprov DKI akan menghadirkan lagi berbagai ajang berkelas dunia. “Pada 2027 nanti, kami bekerja sama dengan UNESCO akan menghadirkan festival folklore yang menggandeng 82 negara sebagai peserta,” katanya.
Ruang Ekspresi di Tengah Tren Lari
Rano juga mengatakan lonjakan peserta JAKIM 2025 menembus 31 ribu orang menandakan olahraga lari semakin menjadi tren dan salah satu pilihan utama masyarakat perkotaan. "Nah, ini harusnya mampu membuat masyarakat Jakarta semakin sehat,” ucapnya.
Sebab itu, ia berharap tahun depan jumlah peserta bisa menembus 50 ribu orang. “Kalau sudah mencapai angka itu, kita bisa mengalahkan ajang maraton terbesar di Indonesia yang sudah berjalan sekian tahun,” ucap pria yang juga acap disapa Bang Doel.
Lonjakan drastis jumlah peserta itu, kata Rano, juga dibarengi dengan bertambahnya peserta dari luar negeri, termasuk komunitas pelari asal negara tetangga. “Tadi saya lihat ada komunitas lari dari Malaysia yang ikut, dan ternyata mereka tahu berbagai kegiatan maraton di berbagai negara Asia yang begitu banyak. Artinya, itu menandakan bahwa maraton sudah menjadi pilihan utama, bahkan menjadi profesi dan ajang mengekspresikan diri,” katanya.
Ihwal ekspresi itu, suasana JAKIM 2025 tampak meriah sekaligus unik. Dalam pantauan Tempo, sejumlah pelari tampil dengan busana yang mencolok. Ada yang berdandan ala pahlawan super, sekelompok peserta bersayap di punggung, peserta yang berlari sambil mendorong kereta bayi, hingga mengenakan pakaian adat.
Di tengah puluhan ribu peserta itu, Bona tampil mencolok. Ia mengenakan kostum adat Dayak lengkap dengan mahkota bulu burung enggang. Pelari yang pernah ditugaskan di Kantor Cabang BTN Palangkaraya, Samarinda, mengaku ingin menunjukkan kebanggaan pada daerah tempatnya mengabdikan diri.
“Di JAKIM tahun lalu, saya bahkan memakai pakaian adat Papua karena juga pernah bertugas di daerah tersebut,” ucap pelari dengan tinggi lebih dari 185 cm ini.
Bona melanjutkan, pilihannya mengenakan pakaian adat juga untuk mengekspresikan diri. “Karena lari bukan cuma soal fisik, tapi juga tentang identitas,” ujar Bona yang menempuh jarak 10K dengan penuh semangat.
Selain Bona, ada pula Patrick, karyawan swasta kelahiran Samarinda yang mencuri perhatian karena mengenakan kostum Spiderman. “Saya penggemar Spidey sejak kecil,” katanya. Ia rutin berlari bersama komunitas kantor di kawasan Sudirman dan pernah mengikuti Maybank Marathon di Bali.
Patrick mengapresiasi kerja keras panitia dan meriahnya dukungan warga di sepanjang rute. “Antusiasme peserta luar biasa, warga yang menyaksikan juga keren. Salut untuk panitia,” ujarnya.
Namun ia punya satu catatan. Panitia perlu memperbaiki pengaturan kategori untuk penyelenggaraan berikutnya. “Peserta kali ini banyak banget, jadi kadang harus mengurangi kecepatan karena di depan ada rombongan kategori lain yang larinya lambat. Ini cukup mengganggu pace kami, terutama bagi pelari yang menargetkan waktu,” kata Patrick.
Dirut BTN Nixon mengatakan semua masukan dari masyarakat akan menjadi bahan evaluasi. “Kami terima semua saran yang ada untuk perbaikan di penyelenggaraan selanjutnya,” ujarnya. Ia pun ikut ambil bagian sebagai pelari dalam JAKIM 2025. “Agar merasakan secara langsung apa saja yang masih kurang,” ujarnya.
BTN JAKIM 2025 telah diakui oleh dunia internasional. World Athletics memberikan label World Athletics Label Road Races. Namun, Nixon menargetkan capaian yang lebih tinggi, yakni Platinum Label dari World Athletics, level tertinggi untuk ajang maraton dunia.
Demi mewujudkan harapan itu, BTN JAKIM akan terus menaikkan besaran hadiah. “Selain itu, pengaturan di garis start juga harus diperbaiki. Meskipun sudah tertata dengan baik, menurut saya masih ada ruang untuk peningkatan," ia memungkas.
Komisaris Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Suryo Utomo (keenam kiri), berfoto bersama pemenang BTN Jakarta International Marathon (JAKIM) 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 29 Juni 2025. TEMPO/Abdul Karim
BTN memulai lomba maraton ini pada 2023, saat itu masih bernama BTN Jakarta Run. Setahun berikutnya memakai jenama baru hingga sekarang: BTN Jakarta International Marathon atau JAKIM.
Pada gelaran 2025 ini, para peserta memperebutkan hadiah total Rp3 miliar, termasuk grand prize sebuah rumah untuk peserta yang berhasil memecahkan rekor marathon, khusus bagi Warga Negara Indonesia.
Peserta terbagi dalam tiga kategori. Yaitu, 4.000 pelari untuk Marathon 42,19 kilometer (km), 13 ribu untuk Half Marathon 21 km, dan 14 ribu untuk 10 km.
Berikut daftar pemenang BTN JAKIM 2025:
Marathon Open Male
- Geoffrey Kiprotich Birgen dengan catatan waktu 02:16:00
- Kiprop Tonui dengan catatan waktu 02:18:10
- Donikati Olivia Komon dengan catatan waktu 02:19:38
- Peter Kipleting Keter dengan catatan waktu 02:20:57
- David Barmasi Tumo dengan catatan waktu 02:23:12
Marathon Open Female
- Eunice Nyawira Muchiri dengan catatan waktu 02:37:43
- Shauline Chepkirui Koech dengan catatan waktu 02:38:02
- Jemimah Wayua Musau dengan catatan waktu 02:40:55
- Alycee Jeptoo Koech dengan catatan waktu 02:42:48
- Ziporah Wanjiru Kingori dengan catatan waktu 02:59:31
Marathon National Male
- Narman dengan catatan waktu 02:35:00
- Agus Prayogo dengan catatan waktu 02:35:01
- Laode Safrudin dengan catatan waktu 02:35:35
- Berman Halasan Siahaan dengan catatan waktu 02:37:04
- Rudi Febriade dengan catatan waktu 02:37:59
Marathon National Female
- Yovika dengan catatan waktu 03:02:04 ...