TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengungkapkan alasan Presiden Prabowo Subianto masih memilih calon duta besar dari jalur nonkarier diplomat.
Hasan mengatakan kepala negara mengirim 24 daftar calon duta besar untuk uji kelayakan di Dewan Perwakilan Rakyat RI. Sebanyak 18 di antaranya merupakan calon dubes yang berkarier di Kementerian Luar Negeri. Sementara 6 calon lainnya bukan berasal dari diplomat karier. Ia mengatakan penunjukkan duta besar merupakan hak prerogatif presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertimbangannya tentu banyak, termasuk juga pertimbangan situasi global yang tentu juga menjadi pertimbangan besar dari Presiden Prabowo,” kata Hasan di kantornya di Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025.
Hasan mengatakan, meski enam calon dubes sisanya bukan dari kalangan diplomat karier, mereka dianggap memiliki kemampuan, modal sosial, dan banyak jaringan di negara tujuan.
“Jadi kalau berbasis integritas, kompetensi, pengalaman, tidak melulu harus karier, tapi kompetensi, networking,” ujar Hasan. “Tahu seluk-beluk sebuah negara itu menjadi pertimbangan penting juga untuk menunjuk seorang duta besar.”
Hasan mengungkapkan posisi dubes yang akan diisi ini memang posisi yang sudah kosong. Bahkan, beberapa di antaranya sudah lama kosong.
“Jadi memang harus diisi. Jadi ini bukan soal prosesnya cepat atau tidak, tapi memang posisi-posisi ini harus sesegara mungkin diisi oleh pemerintah kita untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan lebih erat dengan negara-negara sahabat.”
Dengan kapasitas duta besar yang ditunjuk, Hasan berharap calon dubes bisa meningkatkan hubungan baik Indonesia dengan negara sahabat. Bukan hanya di bidang ekonomi dan diplomasi, tetapi juga untuk menciptakan perdamaian dunia.
“Ini penting. Pak Presiden selalu sampaikan menciptakan tatanan dunia yang stabil. Karena begitu tatanan dunia tidak stabil, pasti punya impact terhadap banyak hal, termasuk perekonomian negara kita,” katanya.
Wakil DPR RI Adies Kadir mengatakan 24 calon duta besar Republik Indonesia lolos uji kelayakan dan kepatutan dari lembaganya. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani tinggal meneruskannya ke Presiden Prabowo Subianto.
“Seluruhnya memenuhi syarat dari fit and proper test dan diterima nama-nama itu untuk menjadi duta besar yang diusulkan oleh pemerintah,” kata Adies usai sidang paripurna di DPR, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan hasil fit and proper 24 calon dubes tidak dibacakan di rapat karena tidak diharuskan oleh tata tertib DPR. Komisi I mengirimkan hasil itu ke pimpinan DPR, kemudian meneruskannya ke pemerintah.
Beberapa sosok dalam daftar nama calon dubes menjadi sorotan publik. Misalnya, adik dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Pandjaitan, Nurmala Kartini Sjahrir. Dia mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon duta besar Indonesia untuk Jepang pada Sabtu, 5 Juli 2025. Dalam pemaparannya ke Komisi I DPR, Nurmala membahas strategi memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang di berbagai sektor.
Nama lain yang menjadi perhatian adalah Mohammad Iman Hascarya Kusumo. Dia diajukan menjadi calon duta besar Republik Indonesia untuk Malaysia. Lelaki yang memiliki gelar Raden Dato itu merupakan mantan Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran saat pemilihan umum 2024.
Iman Kusumo, nama panggilannya, mengaku memiliki hubungan khusus dengan kepala negara. "Jadi memang relasi saya cukup banyak di Malaysia, alhamdulillah saya dekat dengan Pak Prabowo juga," kata Iman saat ditemui usai melakukan uji kelayakan dan kepatutan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada Ahad, 6 Juli 2025. Iman mengaku tidak memiliki pengalaman di bidang diplomasi.
Ketua Komisi I DPR Utut Adianto mengatakan hampir semua calon duta besar memiliki latar belakang sebagai diplomat. Namun, ada pengecualian dua calon dubes yang mempunyai rekam jejak karier di militer. Salah satunya adalah purnawirawan Letnan Jenderal Hotmangaradja Panjaitan yang diusulkan pemerintah mewakili Indonesia di Singapura.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan, selain Hotmangaradja, calon dubes RI untuk Korea Utara Mayor Jenderal (Purnawirawan) Gina Yoginda juga berlatar belakang militer. Gina saat ini merupakan Dubes RI untuk Afghanistan.
Berikut Nama Lengkap Calon Dubes:
1. Abdul Kadir Jaelani, Dubes RI untuk Jerman (Berlin)
2. Redianto Heru Nurcahyo, Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava)
3. Umar Hadi, PTRI New York
4. Hotmangaradja Pandjaitan, Dubes RI untuk Singapura
5. Nurmala Kartini Sjahrir, Dubes RI untuk Jepang (Tokyo)
6. Indroyono Soesilo, Dubes RI untuk Amerika Serikat (Washington DC)
7. Adam Mulawarman Tugio, Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi)
8. Laurentius Amrih Jinangkung, Dubes RI untuk Belanda (Den Haag)
9. Judha Nugraha, Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (Abu Dhabi)
10. Sidharto Reza Suryodipuro, Perwakilan RI di Kantor PBB di Swiss (Jenewa)
11. Andhika Chrisnayudhanto, Dubes RI untuk Brazil (Brasilia)
12. Syahda Guruh Langkah Samudera, Dubes RI untuk Qatar (Doha)
13. Andi Rahardian, Dubes RI untuk Oman (Muscat)
14. Imam As’ari, Dubes RI untuk Ekuador (Quito)
15. Listyowati, Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal (Dhaka)
16. Kuncoro Giri Waseso, Dubes RI untuk Mesir (Kairo)
17. Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo, Dubes RI untuk Malaysia (Kuala Lumpur)
18. Mayjen (Purn) Gina Yoginda, Dubes RI untuk Korea Utara (Pyongyang)
19. Yusron Bahauddin Ambary, Dubes RI untuk Algeria (Alger)
20. Lukman Hakim Siregar, Dubes RI untuk Suriah (Damscus)
21 Berlian Helmy, Dubes RI untuk Ajerbaizan (Baku)
22. Hari Prabowo, Dubes RI untuk Thailand (Bangkok)
23. Okto Dorinus Damanik, Dubes RI untuk Papua Nugini (Port Moresby)
24. Andi Rachmianto, Dubes RI untuk Belgia (Brussel)
Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini