Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang mencari cara mengencangkan kulit dan meniruskan wajah tanpa harus melakukan prosedur bedah. Kabar baiknya, kini ada teknologi perawatan wajah yang bisa menjawab kebutuhan tersebut secara efektif dan minim risiko.
Dokter estetika dari Soleil Clinic Kelapa Gading, dr. Cindy Caroline, M.Biomed (AAM), membagikan pengalamannya menangani berbagai pasien dengan keluhan kulit kendur, lemak wajah berlebih, hingga pori-pori besar dan bekas jerawat.
"Pasien saya datang dari berbagai rentang usia. Mulai dari anak muda yang ingin pipinya lebih tirus, hingga lansia yang mengalami kulit kendur parah. Mereka butuh solusi yang efektif tapi tidak invasif," kata dr. Cindy.
Menurut dr. Cindy, salah satu teknologi yang kini menjadi andalannya adalah Morpheus 8, alat yang menggabungkan fractional needle dan radiofrequency dalam satu perangkat. Teknologi ini memungkinkan penanganan masalah kulit secara lebih dalam tanpa prosedur operasi.
"Gabungan teknologi tersebut memungkinkan kita menembus lapisan bawah kulit. Kita bisa menipiskan lemak wajah, mengencangkan kulit sekaligus memperbaiki tekstur kulit," ujarnya.
Cocok untuk Segala Usia dan Minim Risiko
Bagi pasien usia muda, tujuan utama umumnya adalah membentuk wajah lebih tirus dan mengecilkan pori-pori. Morpheus 8 memungkinkan hal tersebut dilakukan secara bertahap namun efektif.
"Misalnya untuk anak muda yang merasa pipinya berlemak. Dengan kedalaman 4 mm, alat ini bisa melting fat sambil tightening kulit. Jadi hasilnya bukan hanya tirus, tapi juga kencang," ujar dr. Cindy.
Sementara itu, untuk pasien berusia lanjut, Morpheus 8 juga membantu mengatasi skin laxity atau kulit kendur yang menggantung, termasuk di area dagu dan leher.
"Kulit kendur parah biasanya tidak bisa diperbaiki dengan alat biasa. Tapi Morpheus 8 bisa mengangkat dan mengencangkan tanpa perlu operasi. Ini sangat berguna untuk pasien lansia yang enggan tindakan bedah," tambahnya.
Salah satu keunggulan Morpheus 8 adalah downtime yang sangat minimal. Setelah perawatan, pasien hanya akan mengalami sedikit kemerahan yang hilang dalam waktu kurang dari 24 jam.
"Kalau alat lain seperti CO2, downtime-nya bisa sampai seminggu dan lukanya cukup terlihat. Tapi dengan teknologi ini, besoknya pasien sudah bisa beraktivitas seperti biasa," kata dr. Cindy.
Efek dari perawatan ini pun tidak hanya sementara. Teknologi Morpheus 8 juga merangsang produksi kolagen alami, sehingga hasilnya semakin baik dari waktu ke waktu.
"Biasanya kita lakukan 2–3 kali treatment, dengan jarak 4–6 minggu. Hasil terbaik muncul di bulan kedua hingga ketiga. Setelah itu kita evaluasi apakah perlu perawatan lanjutan," ujarnya.
Tahan Lama Tapi Perlu Maintenance
Meski bukan prosedur bedah, hasil dari perawatan ini cukup tahan lama. Namun, karena proses penuaan tetap berjalan, evaluasi berkala tetap diperlukan untuk mempertahankan hasil.
"Namanya penuaan itu jalan terus. Tapi kalau hasilnya mulai menurun setelah 6 bulan sampai 1 tahun, kita bisa maintenance lagi. Bahkan, operasi pun butuh diulang, jadi ini hal yang wajar," kata dr. Cindy.
Teknologi ini juga memungkinkan penyesuaian sesuai kebutuhan pasien, mulai dari kedalaman jarum hingga energi radiofrequency yang digunakan.
"Itu sebabnya saya pilih Morpheus 8. Karena bisa disesuaikan dengan masalah spesifik pasien, mulai dari pori-pori, bekas jerawat, stretch mark, hingga double chin," katanya.