Liputan6.com, Jakarta Dehidrasi merupakan kondisi serius ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari ringan hingga parah.
Meskipun rasa haus adalah sinyal alami tubuh untuk minum, terkadang seseorang bisa merasa haus terus-menerus namun tetap mengalami dehidrasi.
Fenomena haus terus tapi tetap dehidrasi ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam tubuh yang memerlukan perhatian khusus. Dehidrasi terjadi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi, mengganggu fungsi normal organ.
Pakar kesehatan mengingatkan bahwa beberapa kebiasaan minum air yang salah dapat memperparah kondisi ini, bahkan memicu dehidrasi ringan kronis. Memahami penyebab di balik rasa haus yang persisten dan menghindari kesalahan umum dalam hidrasi adalah kunci untuk menjaga kesehatan tubuh secara optimal.
Ketidakseimbangan Elektrolit dan Kondisi Medis
Salah satu alasan utama mengapa seseorang bisa terus minum namun tetap dehidrasi adalah ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit seperti natrium, klorida, magnesium, dan kalium sangat penting untuk membawa cairan ke dalam sel tubuh. Natasha Trentacosta, seorang spesialis kedokteran olahraga dan ahli bedah ortopedi di Cedars-Sinai Kerlan-Jobe Institute, menjelaskan bahwa elektrolit diperlukan untuk membawa cairan ke sel tubuh.
Dietisien Caitlin Self menambahkan, ketika seseorang mengonsumsi banyak air tanpa diimbangi asupan elektrolit yang cukup, elektrolit dalam tubuh bisa menjadi encer dan banyak terbuang, terutama saat berkeringat. Kondisi ini memicu respons haus, menyebabkan seseorang minum lebih banyak air dan memperparah pengenceran elektrolit, seperti dikutip dari Byrdie.
Selain ketidakseimbangan elektrolit, beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan rasa haus berlebihan meskipun sudah minum cukup air. Diabetes melitus, misalnya, menyebabkan ginjal memproduksi lebih banyak urine untuk mengeluarkan glukosa berlebih, sehingga tubuh memerlukan asupan cairan lebih banyak dan menimbulkan rasa haus terus-menerus.
Konsumsi makanan tertentu seperti makanan pedas atau asin, serta beberapa jenis obat-obatan seperti diuretik, antidepresan, dan antipsikotik, juga dapat memicu rasa haus yang persisten. Kehamilan, gangguan tiroid, dan stres kronis juga dapat menjadi penyebab rasa haus yang tidak kunjung hilang. Ada lima kesalahan minum air yang sering kita lakukan. Berikut di antaranya:
1. Hanya Minum Saat Haus
Banyak orang baru minum air ketika merasa haus. Padahal, rasa haus adalah tanda bahwa tubuh sudah mulai kekurangan cairan. Menurut WHO, tubuh idealnya membutuhkan sekitar 2 liter air per hari untuk menjaga keseimbangan cairan.
Jika hanya mengandalkan rasa haus, tubuh berisiko mengalami dehidrasi ringan kronis yang berbahaya dalam jangka panjang, terutama karena mekanisme rasa haus menjadi kurang sensitif seiring bertambahnya usia.
2. Minum Terlalu Cepat
Minum air secara tergesa-gesa, terutama setelah beraktivitas berat, bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan perut kembung. Kebiasaan ini juga membuat ginjal bekerja lebih keras dalam menyaring cairan.
Scott Michael Schreiber, seorang spesialis rehabilitasi bersertifikat dewan, menyatakan bahwa tubuh akan menyerap lebih banyak air jika diminum sepanjang hari daripada sekaligus. Oleh karena itu, sebaiknya minum air secara perlahan agar tubuh dapat menyerapnya secara optimal.
3. Melewatkan Minum Setelah Bangun Tidur
Salah satu waktu terbaik untuk minum air adalah setelah bangun tidur. Setelah 6–8 jam tidur, tubuh kehilangan cairan dan perlu diisi kembali.
Ahli gizi Kimberly Snyder menekankan bahwa tubuh sering mengalami dehidrasi saat malam. Minum satu hingga dua gelas air di pagi hari membantu mengaktifkan organ-organ tubuh, melancarkan pencernaan, dan membuang racun melalui urine, memberikan energi lebih.