INFO NASIONAL — Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul meninjau langsung kehidupan calon siswa Sekolah Rakyat dengan mengunjungi rumah orang tua mereka di kawasan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat, 28 Juni 2025 lalu.
Salah satu yang dikunjungi adalah rumah Suratna, ibu dari Galih Yahdan Atlantik yang baru saja menamatkan pendidikan sekolah dasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski hujan turun cukup deras, hal itu tak menghalangi langkah Gus Ipul untuk menyambangi rumah sederhana Suratna. Wajah haru bercampur bahagia tampak jelas dari ekspresi Suratna yang tak menyangka rumahnya kedatangan tamu penting.
Suratna sehari-hari berjualan nasi uduk dengan penghasilan sekitar Rp1,5 juta per bulan untuk menghidupi lima anggota keluarga. Jika modal tak cukup, ia menjual kue titipan dari tetangga. Sementara sang suami, Karsim Krisdianto, telah lama berpulang.
“Inilah salah satu potret keluarga yang menjadi perhatian Bapak Presiden. Bukan hanya soal bansos, tapi bagaimana anak-anak seperti Galih bisa memperoleh akses pendidikan yang layak, di lingkungan yang aman dan mendukung,” ujar Gus Ipul saat berdiri di depan rumah Galih, didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Ketua RT setempat, serta para pendamping sosial.
Gus Ipul menjelaskan Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama dan gratis, khusus bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu atau berisiko putus sekolah. Dengan sistem multi entry - multi exit, program ini diharapkan menjadi solusi konkret agar anak-anak dari keluarga miskin tetap bisa melanjutkan pendidikan.
“Maka itu kita harapkan ini sekolah rakyat bisa meringankan beban orangtua, dan nanti kalau sudah lulus bisa jadi orang hebat, agen perubahan untuk dirinya, untuk keluarganya,” tutur Gus Ipul.
Dalam pertemuan itu, suasana cair tercipta saat Gus Ipul berbincang hangat dengan Galih, menanyakan langsung soal cita-citanya.
“Mau jadi apa nanti?” tanya Gus Ipul. “Pesepak bola,” jawab Galih dengan penuh keyakinan. Ketika ditanya pelajaran favorit, Galih menyebut “Matematika” dengan mantap. “Hebat, semoga nanti nilai-nilainya tetap bagus ya. Dan semoga cita-citamu jadi kenyataan,” kata Gus Ipul.
Sorot mata Suratna yang berbinar menampakkan kebahagiaan mendalam. Ia berulang kali mengucap syukur atas kesempatan yang diberikan kepada anaknya. “Saya bersyukur atas berdirinya Sekolah Rakyat, sehingga anak saya bisa melanjutkan sekolah dengan nyaman dan gratis,” ujar Suratna.
Program Sekolah Rakyat ini sendiri merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan membuka akses pendidikan bermutu bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem sekaligus memutus mata rantai kemiskinan.
Tak hanya anaknya yang dibantu, orang tua siswa juga akan mendapat program pemberdayaan, bahkan rumah tak layak huni milik mereka akan diperbaiki.
Pada tahap pertama, Sekolah Rakyat akan diluncurkan di 100 titik pada tahun ajaran baru mendatang dengan total 9.755 siswa. Selanjutnya, 100 titik tambahan sesuai arahan Presiden akan kembali dibuka, sehingga tahun ini jumlah siswa yang belajar di Sekolah Rakyat mencapai lebih dari 20 ribu, didukung 2.180 guru dan 4.069 tenaga kependidikan.
“Kalau sekolah ini berhasil, Galih bukan hanya lulus, tapi juga bisa mewujudkan mimpinya. Dan lebih dari itu, dia bisa jadi contoh bahwa mimpi besar tak harus menunggu kondisi serba cukup,” ujar Gus Ipul.(*)