Gugat UU Polri ke MK, Pemohon Minta Kompolnas Dibubarkan

1 month ago 11
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Konstitusi melangsungkan sidang permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia atau UU Polri. Dalam permohonan bernomor 103/PUU-XXIII/2025, dua orang pemohon, Syamsul Jahidin dan Ernawati, meminta Mahkamah untuk menyatakan keberadaan Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas yang diatur dalam UU tersebut bertentangan dengan konstitusi.

Dalam petitumnya, para pemohon meminta agar Kompolnas dibubarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Memohon kepada Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi yang memeriksa dan mengadili permohonan a quo dengan sebagai berikut: memerintahkan presiden Republik Indonesia untuk membubarkan lembaga Komisi Kepolisian Nasional," kata Syamsul saat membacakan permohonannya di Gedung Mahkamah Konstitusi, Gambir, Jakarta Pusat dalam sidang pendahuluan pada Rabu, 2 Juli 2025.

Menurut para pemohon, Kompolnas selama ini gagal menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawas kepolisian. Sebaliknya, mereka percaya Kompolnas justru menjadi pemoles citra polisi. Pemohon menilai kondisi itu membuat kewenangan kepolisian menjadi terlalu kuat lantaran tidak ada mekanisme kontrol.

"Kompolnas tidak berfungsi sebagai lembaga pengawas kepolisian karena bukan melakukan fungsi pengawasan pelanggar di institusi Polri melainkan menjadi pembela dan menutupi keburukan oknum kepolisian," ucap Syamsul.

Kompolnas, kata Syamsul, seharusnya melakukan pengawasan fungsional terhadap kinerja Polri guna menjamin profesionalisme dan kemandirian polisi. Akan tetapi, dia menilai, keberadaan Kompolnas selama hanya menambah beban negara karena cuma menjadi juru bicara dan perpanjangan tangan Polri.

Menurut Syamsul, kondisi itu menimbulkan ketidakpastian hukum yang berimplikasi terhadap lemahnya kontrol hukum terhadap Polri. "Tanpa adanya fungsi pengawasan lembaga yang jelas, dikhawatirkan Kepolisian Republik Indonesia akan semakin mendapatkan nilai tidak baik oleh masyarakat,” ucap dia.

Kondisi ini dinilai pemohon bertentangan dengan prinsip presumption of innocence yang dijamin dalam UUD 1945 dan penghormatan instrumen hak asasi manusia. Maka dari itu, para pemohon mengajukan petitum agar Mahkamah menyatakan Pasal 37 ayat 2 UU Polri bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Pasal tersebut berbunyi, “Komisi Kepolisian Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk dengan keputusan presiden.”

Dalam sidang, Ketua MK Suhartoyo meminta agar para pemohon memperjelas kerugian konstitusional yang mereka alami atas keberadaan Kompolnas.

“Keberadaan Kompolnas itu tidak ada faedahnya bagi para pemohon, itu apa buktinya? Kalau hanya anggapan ingin Kepolisian baik, tetapi pengawasannya ingin dihilangkan, ini bagaimana?” ucap Suhartoyo.

Para pemohon diberikan waktu 14 hari untuk menyempurnakan permohonan. Naskah perbaikan permohonan dapat diserahkan selambat-lambatnya pada Selasa, 15 Juli 2025 ke Kepaniteraan MK.

Read Entire Article