TEMPO.CO, Jakarta - Momen unik antara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno terekam kamera pada upacara HUT Bhayangkara ke-79 Polri di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gibran terekam kamera mencium tangan Try Sutrisno yang menjadi tamu undangan hari jadi Polri tersebut. Peristiwa itu terjadi ketika Presiden Prabowo Subianto dan Gibran baru tiba di tempat upacara. Keduanya didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiayanto.
Keempatnya lalu berjalan di karpet biru menuju tempat duduk tamu undangan VVIP. Di sana sudah ada sejumlah tokoh, salah satunya Try Sutrisno. Prabowo pertama-tama menyalami pimpinan DPR RI seperti Sufmi Dasco Ahmad dan Puan Maharani disusul Kapolri di urutan kedua, kemudian Gibran, dan Panglima TNI terakhir.
Syahdan, Prabowo dan Gibran berjalan ke arah tempat duduk para mantan presiden serta kerabat. Di sana duduk istri almarhum Abdurrahman Wahid Sinta Nuriyah dan putrinya Yenny Wahid, Try Sutrisno, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah menyalami Sinta dan Yenny, Prabowo memberi hormat kepada Try dan dibalas juga hormat. Susilo Bambang Yudhoyono juga memberi hormat ke Prabowo. Sedangkan Gibran dan Kapolri Sigit juga memberi hormat ke Try.
Saat gilirannya, Gibran tiba-tiba menjabat dan mencium tangan Try Sutrisno. Try merespons dengan cara membungkuk dan membalas jabat tangan Gibran.
Momen ini terjadi di tengah isu Try Sutrisno mendukung Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang menuntut pemakzulan Gibran. Tuntutan itu dituangkan ke dalam delapan butir pernyataan sikap forum terhadap pemerintahan Prabowo Subianto yang dideklarasikan pada 17 April 2025. Deklarasi itu ditandatangani oleh 103 jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, 91 kolonel, serta diketahui langsung Try Sutrisno.
Dalam wawancara kepada Tempo, Try Sutrisno mengaku dirinya menyetujui deklarasi Forum Purnawirawan Prajurit TNI menuntut pemakzulan Gibran Bahkan, Try mengatakan ikut menandatangani deklarasi tersebut.
Alasannya, ia menilai tindakan purnawirawan merupakan upaya penyelamatan bangsa. Ia menegaskan bahwa seluruh purnawirawan TNI dari berbagai matra kompak, termasuk purnawirawan kepolisian. Menurut Try, mereka ingin supaya negara bisa ditata kembali.
“Anda lihat isinya. Itu semua masalah pokok semua. Itu semua masalah berat. Kalau saudara orang Indonesia baca itu, kalau ini enggak diberesin, rusak negara,” kata Try Sutrisno kepada Tempo di kediamannya, di Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 1 Mei 2025.
Try Sutrisno mengaku bukan hanya berdiskusi dengan para purnawirawan, tetapi juga menampung aspirasi dari masyarakat sipil. Ia meminta publik menanyakan kepada ahli hukum tata negara, apakah pencalonan Gibran melanggar karena memaksakan umur untuk dicalonkan.
“Itu pasti akan didengar orang-orang, masyarakat. Bukan hanya purnawirawan. Kalau baik, kita akan diam, enggak akan ngomong,” kata Try Sutrisno.