Liputan6.com, Jakarta - Kelompok lanjut usia atau lansia lebih rentan terkena infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) karena menurunnya kekebalan tubuh.
Dokter spesialis penyakit dalam, DR. Dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM, FACP menjelaskan, RSV adalah virus pernapasan umum yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan paru-paru atas maupun bawah. Gejala ringan dari RSV sulit dibedakan dengan gejala umum flu. Infeksi RSV bisa terjadi secara berulang, gejalanya meliputi:
- hidung tersumbat;
- batuk; dan
- demam ringan.
“Gejalanya timbul menyerupai infeksi influenza ringan sehingga diagnosisnya sulit dilakukan dan banyak dari mereka tidak menyadari bahwa gejala yang dialami disebabkan oleh RSV,” kata Sally dalam temu media bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan GSK Indonesia, di Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025).
Padahal, sambungnya, RSV menjadi salah satu penyebab paling umum dari pneumonia yang disebabkan virus.
RSV dapat menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari mereka yang terinfeksi.
Pada umumnya, papar Sally, RSV diketahui lebih menular dibandingkan dengan COVID-19 dan memiliki tingkat kondisi medis yang lebih buruk dibandingkan dengan COVID-19 atau influenza pada dewasa. Potensi penularan virus semakin tinggi di tengah kerumunan. Misalnya saat ibadah Haji dan Umroh atau kegiatan kumpul keluarga saat liburan.
Infeksi RSV dapat menular dan menyebar dengan mudah di mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya. Dan sebagian besar individu yang terinfeksi dapat menularkan dalam jangka waktu 3 hingga 8 hari.
Sedangkan untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, dapat menularkan virus sampai dengan 4 minggu.
Seorang jemaah haji lansia asal Malang yang mengalami dimensia dilaporkan hilang di Makkah. Pihak keluarga dan otoritas terus melakukan pencarian di sekitar area Masjidil Haram. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pendampingan khusus bagi jemaa...