Dokter Amira, Pejuang Kesehatan Perempuan di Timur Indonesia

2 weeks ago 16
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Indonesia masih menghadapi tantangan dalam sistem pelayanan kesehatannya, terutama terkait distribusi dokter ke daerah-daerah terpencil yang belum merata.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Amira Ali Abdat yang telah mengabdi di wilayah timur Indonesia mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketimpangan besar dalam akses terhadap layanan kesehatan. Di satu sisi, fasilitas mewah tersedia di kota besar. Namun di sisi lain, masyarakat di daerah terpencil kesulitan bahkan hanya untuk bertemu dokter.

“Fenomena di lapangan lebih menyedihkan, kurang tepat rasanya, jika banyak rumah sakit diberikan segala fasilitas dan kemewahan terbaiknya. Sementara masyarakat kita di pinggiran bahkan pedalaman tidak mampu melalui akses yang sama,” ujar Amira dalam seminar nasional bertajuk “Menakar Kebutuhan dan Realitas: Seberapa Banyak Indonesia Membutuhkan Dokter yang Berkualitas?” pada 25 Juli 2025.

Fakfak, sebuah kabupaten di Papua Barat tempat Amira mengabdi sejak 2013, menjadi gambaran nyata ketimpangan layanan kesehatan. Dari awal ia datang sebagai dokter umum, hingga kini ia bergelar sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Fakfak Hanya Miliki Satu Dokter Spesialis Kandungan

Sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Amira punya misi kuat menyejahterakan perempuan Indonesia. Tekad itu membuatnya bertahan lebih dari 10 tahun di sana meskipun tantangan terus berdatangan.

“Saya selalu percaya bahwa sebuah bangsa yang berkualitas akan tampak dari bagaimana ia menyejahterakan reproduksi para perempuannya yang mampu melahirkan generasi yang sehat,” kata Amira.

Menurutnya, dari total sekitar 90 ribu penduduk Fakfak, terdapat 30 ribu perempuan usia subur. Namun hanya ada satu dokter spesialis kandungan yakni dirinyad. Situasi telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun, sejak 2013.

“Selama saya mengabdi dari 2013 sampai 2025 sebelum saya melanjutkan pendidikan, SpOGnya hanya satu. Itu sulit sekali mencari SpOG di sana, karena mungkin jauh jaraknya,” ungkap Amira.

Nakes Harus Menjemput Pasien ke Pedalaman

Amira menjelaskan bahwa akses layanan kesehatan sangat sulit karena terbatasnya infrastruktur. Banyak warga di pedalaman tidak dapat pergi sendiri ke puskesmas. Karena itu, petugas kesehatan harus menjemput mereka.

Di Fakfak, tenaga kesehatan tidak hanya bertugas sebagai petugas medis, tetapi juga harus turun tangan menjemput pasien, terutama ibu hamil.

Kondisi kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan ini membuat banyak perempuan hamil memilih untuk berdiam di rumah, menunggu hingga petugas kesehatan datang menghampiri mereka. 

“Mereka sebetulnya bukan tidak ingin periksa kehamilan. Tapi jujur, butuh dana dan usaha yang luar biasa untuk menemukan pelayanan kesehatan yang optimal,” jelas Amira.

Ketika petugas datang ke rumah pasien, mereka tidak hanya hadir, tetapi juga harus membujuk ibu hamil untuk bersedia diperiksa bersama bidan dan kader. Banyak yang enggan atau ragu menjalani pemeriksaan.

Operasi Caesar Menurun tapi Tantangan Tak Hilang

Perjuangan panjang membawa hasil baik. Angka tindakan operasi caesar (Sectio Caesarea/SC) di Fakfak menurun drastis dalam empat tahun terakhir sejak 2020.

“Mungkin hanya itu sebuah langkah kecil yang dapat kami lakukan. Di sini terlihat dari data yang saya dapatkan selama saya bertugas di Fakfak, yang awalnya angka SC sangat tinggi di tahun 2020, itu bisa 70-80 SC per bulan. Di 3 tahun terakhir 2022-2024, angka SC 40 perbulan,” jelas Amira.

Hasil ini dicapai berkat strategi jemput bola. Pada tahun 2024, bahkan tidak tercatat satu pun kematian akibat tindakan SC.

“Bersama para bidan, para kader, kita datang ke rumahnya pasien. Kita pastikan pasien-pasien yang tidak memeriksa, kita ajak bersama mereka untuk ke Balai Desa yang sudah kita siapkan,” katanya.

Namun, tantangan tetap ada. Jalan menuju rumah pasien sering kali terjal, bahkan melewati bekas longsor. Di beberapa wilayah tanpa listrik, mereka harus membawa genset sendiri demi pemeriksaan USG.

“Di beberapa tempat tidak ada listrik, jadi harus bawa minyak, solar, sama bensin,” ungkap Amira.

Read Entire Article